Selasa 30 May 2023 19:32 WIB

Ridwan Kamil Sebut Minat Pendaftar Petani Milenial Naik, Tahun Ini Capai 30 Ribu

30 ribu pendaftar itu bakal diseleksi untuk mengikuti program petani milenial.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di acara inaugurasi petani milenial di Kampus Unpad Dipatiukur, Selasa (30/5/2023).
Foto: Istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di acara inaugurasi petani milenial di Kampus Unpad Dipatiukur, Selasa (30/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim, program petani milenial ini sukses dengan semakin banyaknya minat pendaftar dari tahun ke tahun. Tahun ini, jumlah pendaftarnya bahkan mencapai 30 ribu orang.

Ridwan Kamil, telah mewisuda 4.095 petani milenial dari angkatan gelombang II. Menurutnya, pendaftar program petani milenial dari tahun ke tahun selalu meningkat jumlahnya. Pada 2021, ada 4.000-an orang yang mendaftar.

 

photo
Salah satu Petani Milenial yang dinilai berhasil Amar Thohir (39), pemuda dari Desa Bojong, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan yang membudidayakan madu di halaman berukuran 4×6 meter. - (Istimewa)

 

Jumlah itu, kata dia, meningkat drastis di  2022 dimana pendaftar petani milenial mencapai 20 ribuan orang. Sedangkan di tahun 2023 ini, mencapai 30 ribu pendaftar yang bakal diseleksi untuk mengikuti program petani milenial.

"Ini menandakan petani milenial sangat diminati sebagai jawaban akan menjadi sumber pertahanan pangan agar dijauhkan dari krisis pangan, membuktikan regenerasi petani akan terjaga," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai acara inaugurasi petani milenial di Kampus Unpad Dipatiukur, Selasa (30/5/2023).

Hari ini, kata dia, pihaknya mewisuda 4.095 petani milenial yang masuk kriteria berhasil mengikuti pendampingan secara penuh. Kemudian mendapat perubahan dari sisi ekonomi dengan 4 kategori.

"Wisuda petani pemula dari nol, wisuda petani lanjutan sudah memulai tapi belum maksimal, petani madya sudah sukses tinggal diperbesar, petani utama yang jadi inspirator petani milenial," katanya.

Emil menegaskan, program petani milenial bukan program karpet merah dimana pesertanya dijamin bakal sukses. Menurutnya berhasil tidaknya petani milenial didasari dari kerja keras, keberuntungan dan konsistensi.

Emil pun tak menampik ada peserta yang mengalami kegagalan saat mengikuti program petani milenial. Namun kegagalan tersebut hanya sebagian kecil dari mereka yang meraih kesuksesan dengan menjadi petani.

"Dari contoh di Ciamis dari penghasilan hanya Rp 1 juta bisa dapat penghasilan sampai Rp 40 juta omsetnya. Dari petani teh, diolah karena petani bukan selalu di hulu tapi juga di hilir, seperti teh, omset 2018 hanya Rp 300 juta meningkat sampai Rp 2 M," paparnya.

Hasil ini, kata dia, harus dimotivasi keberhasilannya jangan hanya pada saat ada satu kegagalan jadi viral, seolah-olah digeneralisasi programnya tidak berhasil atau pencitraan. 

"Minat ini menunjukkan bahwa program ini masuk ke logika mereka yang bersemangat," kata Emil.

Emil menjelaskan jika petani adalah sebuah tawaran yang dihadirkan Jabar untuk generasi muda Indonesia dengan tujuan mendorong generasi muda tinggal di desa dengan pemasukan layaknya di perkotaan.

"Bahwa ada yang kurang berhasil ya itulah kehidupan, jadi ini adalah tawaran dari Jabar untuk generasi muda Indonesia bahwa di masa depan tinggal di desa saja, tapi kuasai ilmu bisnisnya, digitalnya insya Allah rejekinya rejeki kota dan bisa mendunia," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement