REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki karakter dan keberanian sehingga mampu merealisasikan banyak pembangunan di negeri ini. Keberanian untuk memilih arah di antara pilihan-pilihan yang rumit dan kompleks, yang memerlukan tekad untuk melampaui yang rutin, dan kekuatan karakter untuk mempertahankan suatu tindakan yang dianggap perlu diambil.
"Awalnya tidak ada orang yang percaya bahwa kita bisa membangun sistem kereta bawah tanah karena Ibu Kota rentan banjir. Jokowi yang kala itu menjabat Gubernur DKI memperlihatkan karakter dan keberanian dengan merealisasikan pembangunan Mass Rapid Transportation yang kini menjadi kebanggaan Ibu Kota," ujar Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, di Jakarta, Kamis (25/5).
Bukan cuma itu, pesimistis juga muncul ketika Jokowi memulai proses pembangunan infrastruktur. Menuru Andy banyak kalangan mempertanyakan baik manfaat maupun kesiapan membangun infrastruktur dalam skala besar-besaran.
Namun faktanya Jokowi tetap berkeras. Kini, lebih dari 2.100 kilometer (km) jalan tol yang dibangun Jokowi telah menghubungkan kota-kota, menggerakkan ekonomi, mempermudah pertukaran barang dan jasa. "Pembangunan jalan tol di era kepemimpinan Jokowi lebih dari dua kali lipat dibanding pembangunan jalan tol sejak 1978," kata dia.
Lebih dari 200 ribu km jalan desa yang dibangun telah menghubungkan satu desa dengan desa lain, membuka isolasi. Sebanyak 18 pelabuhan yang dibangun menjadi titik hubung 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Begitu juga 21 bandara baru, telah memperlancar lalu lintas bisnis dan perdagangan antardaerah.
"Inilah kebijakan yang lahir dari kepemimpinan yang memahami persoalan rakyat. Kepemimpinan yang mampu menganalisis dan merumuskan strategi yang tepat untuk membangun fondasi yang kokoh untuk mensejahterakan rakyat," ujar Andy memuji Jokowi.
Sebuah kebijakan yang dinilainya didasarkan atas visi yang jelas bahwa Infrastruktur pada akhirnya tidak hanya akan menggerakkan ekonomi.