Senin 22 May 2023 15:00 WIB

Caleg Artis Menjamur Setiap Pemilu Meski Selalu Sedikit yang Berhasil Lolos ke Senayan

Persentase caleg artis yang lolos ke Senayan terus turun dari pemilu ke pemilu.

Komedian sekaligus kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Narji saat mengikuti pendaftaran bakal calon anggota DPR RI untuk Pemilu serentak tahun 2024 di kantor KPU RI, Jakarta, Senin (8/5/2023). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai pertama yang mendaftarkan bakal calon anggota DPR RI dalam kontestasi Pemilu 2024. Sebanyak 580 bakal calon anggota DPR RI dari PKS diantaranya 35,9 persen merupakan bakal caleg perempuan telah terdaftar di KPU untuk mengikuti Pemilu serentak pada 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Komedian sekaligus kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Narji saat mengikuti pendaftaran bakal calon anggota DPR RI untuk Pemilu serentak tahun 2024 di kantor KPU RI, Jakarta, Senin (8/5/2023). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai pertama yang mendaftarkan bakal calon anggota DPR RI dalam kontestasi Pemilu 2024. Sebanyak 580 bakal calon anggota DPR RI dari PKS diantaranya 35,9 persen merupakan bakal caleg perempuan telah terdaftar di KPU untuk mengikuti Pemilu serentak pada 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A

Nama selebritas atau yang kerap dipanggil artis kembali bertaburan dalam daftar bakal calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Pemilu 2024. Padahal, peluang menang bisa terbilang mereka kecil.

Baca Juga

Partai politik dinilai hanya memanfaatkan para pesohor itu sebagai pengepul suara demi melampaui ambang batas parlemen. Keikutsertaan para selebritas itu diungkapkan, bahkan dipamerkan, oleh elite partai politik saat mendaftarkan bakal calon anggota legislatif (caleg) DPR RI di kantor KPU RI, Jakarta, sepanjang dua pekan pertama Mei 2023. 

Setidaknya ada delapan partai politik yang secara terbuka mengungkapkan nama sebagian selebritas yang mereka daftarkan. Pengusung selebritas itu tak hanya partai non-parlemen, seperti Perindo dan PSI, tapi juga partai pemenang pemilu sebelumnya, PDI Perjuangan. Partai bercorak Islam dan partai nasionalis lainnya juga ikut.

Jumlah bakal caleg artis yang diungkapkan para elite partai itu lebih dari 50 orang. Mereka punya latar belakang beragam, mulai dari aktor, komedian, penyanyi, budayawan, pesulap, mantan atlet, hingga pembawa acara berita. Di antaranya komedian Narji Cagur, penyanyi Once Mekel, chef Arnold, mantan atlet bulu tangkis nasional Taufik Hidayat, pesulap Uya Kuya, hingga artis kontroversial Aldi Taher. 

Ilmuwan politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ridho Al-Hamdi, memperkirakan hanya sebagian kecil caleg selebritas itu yang berhasil memenangkan kursi anggota dewan. Prediksi itu berkaca dari pemilu-pemilu sebelumnya yang menunjukkan ada penurunan persentase caleg selebritas yang berhasil melenggang ke Senayan. 

Dalam jurnal berjudul 'Keterlibatan Selebriti Dalam Pemilu Indonesia Pasca Orde Baru' karya Ikshan Darmawan, tercatat ada 61 selebritas yang nyaleg pada Pemilu 2009. Sebanyak 19 orang di antaranya atau 31 persen berhasil menang. 

Dalam Pemilu 2014, jumlah caleg selebritas meningkat jadi 77 orang. Yang berhasil merebut kursi anggota dewan sebanyak 22 orang atau 29 persen. 

Pada Pemilu 2019, persentase caleg artis yang memenangkan kursi legislator anjlok. Berdasarkan data penelitian Ridho, terdapat 116 caleg selebritas pada Pemilu 2019. Namun, yang berhasil menang hanya 14 orang atau 12 persen saja. 

"Menurut saya, dengan peta yang seperti sekarang ini, bisa jadi makin lebih kecil persentase caleg selebritas yang bakal mendapatkan kursi dalam Pemilu 2024," kata Ridho ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Kamis (18/5/2023). 

Ridho mengatakan, mengecilnya peluang caleg artis menang pada Pemilu 2024 disebabkan oleh dua hal. Pertama, kinerja selebritas yang menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 biasa-biasa saja, tidak bisa membawa perubahan signifikan di parlemen. Kedua, pemilih muak dengan kinerja anggota dewan secara keseluruhan yang acap kali membuat undang-undang yang bertolak belakang dengan kehendak publik. 

"Kan masyarakat jenuh ya melihat anggota DPR itu kontradiktif dengan harapan masyarakat. Banyak orang kecewa. Jadi, mereka berpikir, 'Ah sudahlah, apalagi caleg selebritas'," kata pria peraih gelar doktor ilmu politik dari TU Dortmund University, Jerman, itu. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement