REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tim kesehatan hewan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Kabupaten Aceh Tamiang, mengambil sampel darah 445 ekor sapi dalam upaya pencegahan penyakit brucellosis (keguguran) yang tengah marak menyerang hewan ternak.
"Jumlah sapi yang akan diambil sampel darah sebanyak 445 ekor tersebar di tujuh desa dan di empat kecamatan," kata Kepala Bidang Peternakan Distanbunak Aceh Tamiang Yunus di Aceh Tamiang, Sabtu (20/5/2023).
Ia menjelaskan pengambilan sampel darah sapi dimulai hari ini dengan melibatkan seluruh petugas bidang peternakan dengan waktu kerja hingga sepekan. Namun, ditargetkan dalam tiga hari bisa selesai.
"Setiap tim akan mengambil 65 sampel di tujuh desa tersebut. Satu desa satu tim terdiri dari delapan orang," ujarnya.
Pengambilan sampel darah itu bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit brucellosis, meskipun di Aceh Tamiang belum ditemukan kasusnya. Seluruh peralatan medis sampel darah hewan dibantu oleh Balai Veteriner Medan.
"Pengambilan sampel darah ini khusus bagi hewan sapi baik jantan ataupun betina. Kami hanya mengambil darahnya saja, hasil sampel akan dikirim dan diperiksa di laboratorium Balai Veteriner Medan," katanya.
Ia mengatakan, penyakit ini menjadi masalah di kalangan peternak, karena sudah menyebar luas dan menimbulkan kerugian ekonomi. Brucellosis juga dapat menular terhadap hewan ternak seperti kambing dan sapi, bahkan ke manusia jika mengonsumsi susunya.
"Penyakit brucellosis bisa membuat sapi betina keguguran saat melahirkan. Kalau sapi pedet (anak sapi usia 0-8 bulan) sempat hidup biasanya akan mengalami kematian dini. Berpengaruh juga terhadap kemandulan sapi betina dan melukai alat kelamin sapi jantan," ujarnya.