Sementara itu, mengutip keterangan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2020, drh I Gusti Ngurah menjelaskan virus african swine fever (ASF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus genus asfivirus family. Virus itu menyerang ternak babi dan babi liar di semua umur dan menyebabkan babi sakit dengan tingkat fatalitas 100 persen.
Virus ASF bukan zoonosis, namun bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Sejauh ini, belum ada vaksin dan obat untuk ASF.
"Untuk daya tahan, virus ASF dalam beberapa material tanpa perlakuan apapun bisa bertahan antara lain; urine sampai dengan 15 hari, feses sampai dengan 160 hari, daging babi olahan yang disimpan pada suhu ruang sampai dengan 105-300 hari, dan daging babi beku sampai dengan 1.000 hari," katanya.
Angka kematian ini diperkirakan bertambah seiring dengan makin luasnya cakupan virus ASF ini yang hampir merata di seluruh wilayah Luwu Timur. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, Bidang Peternakan juga masih terus memperbarui data setiap hari terkait kondisi terakhir jumlah babi yang mati untuk dilaporkan ke tingkat provinsi maupun kementerian guna mendapatkan respons untuk penanganan termasuk pengadaan disinfektan.