REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan survei terhadap elektabilitas para calon presiden (capres) yang akan bertarung dalam Pilpres 2024. Dalam survei yang digelar pada 2-5 Mei 2023 ini, dilakukan simulasi head to head antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, simulasi saling berhadapan antara Ganjar dan Prabowo ini dilakukan terhadap responden yang mengenali kedua sosok tersebut. Hasilnya, tingkat keterpilihan Ganjar unggul dengan selisih 7,6 persen atas Prabowo.
"Dalam survei terakhir di kelompok pemilih yang tahu keduanya, Ganjar Pranowo mendapat 46,4 persen, kemudian Prabowo 38,8, persen, dan ada 14,4 yang tidak tahu," ujar Deni saat memaparkan hasil surveinya, dikutip Senin (8/5/2023).
Deni mengatakan, elektabilitas Ganjar melonjak mengungguli Prabowo usai PDIP mendeklarasikan mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai capres pada akhir April. Sebab, pada bulan Maret dan April 2023, hasil survei SMRC mendapati elektabilitas Ganjar masih tertinggal jauh dari Prabowo.
Dalam survei terbaru SMRC ini, kata Deni, juga dilakukan simulasi head to head terhadap pemilih kritis. Hasilnya, Ganjar beroleh elektabilitas 42,2 persen, sedangkan Prabowo 41,9 persen.
"Masih ada 15,9 persen yang masih belum tahu," imbuh Deni.
Keunggulan Ganjar pada segmen pemilih kritis ini, kata dia, juga terjadi sejak PDIP mendeklarasikan Ganjar pada 21 April 2023 lalu. Sebab, pada hasil survei Maret dan April, Prabowo masih unggul.
Kendati elektabilitas Ganjar unggul, Deni memperkirakan dukungan masyarakat kepada capres masih dinamis. Pasalnya, saat ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap sosok capres.
Saat ini Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilih, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen. “Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” kata Deni.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan dengan menggunakan metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan skrining. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Margin of error survei ini diperkirakan 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.