REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjadi sosok yang memiliki keberterimaan baik di partai politik untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2024 mendatang. Hal itu juga berlaku bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menilai Erick tak punya jarak dengan mereka.
"Jadi memang sudah tidak ada jarak lagi secara keorganisasian antara Pak Erick dengan PPP," ujar Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy, dalam siniar Akbar Faizal Uncensored yang dikutip Sabtu (6/5/2023).
Di PPP, kata dia, sosok mantan presiden klub Serie A Italia Inter Milan itu menjadi salah satu sosok cawapres potensial yang mendapat atensi dari internal partai. Pria yang kerap disapa Romy itu mengatakan, kedekatan PPP dengan Erick dapat terlihat dari latar belakang sebagai Nahdiyin.
"Ingat, PPP ini yang mendirikan NU," ujar Romy.
Kedekatan tersebut dapat terlihat dari keanggotaan Erick sebagai Banser NU. Romy mengatakan, selain dari keanggotaan tersebut, Erick juga kerap menghadiri acara-acara besar NU di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan Erick didapuk menjadi ketua panitia acara Satu Abad NU.
"Kalau kita lihat Pak Erick ini kan sudah menjadi anggota Banser, sudah menjadi ketua panitia satu abad NU," kata dia.
Erick sendiri mempunyai elektabilitas tinggi sebagai cawapres berdasarkan sejumlah survei. Poltracking Indonesia periode 5-19 April 2023 misalkan, mencatat elektabilitas Erick Thohir 17,1 persen melampaui figur lain.
Indo Barometer mencatat elektabilitas cawapres paling tinggi ditempati Erick Thohir dengan 22,9 persen disusul Khofifah Indar Parawansa 15,8 persen, Muhaimin Iskandar 6,7 persen.
Indikator Politik mencatat elektabilitas Erick Thohir 17,3 persen dan mengalami tren kenaikan. Sedangkan Sandiaga Uno berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 16,8 persen.
Indikator Politik Indonesia mencoba melakukan simulasi tiga pasangan capres-cawapres potensial. Uniknya, nama Erick Thohir banyak ke luar sebagai pemenang survei jika dipasangkan dengan siapapun capresnya.