Rabu 03 May 2023 15:16 WIB

Darurat Penanganan Sampah Bandung, TPA Cicabe Direaktivasi

Sebanyak 500-600 ton sampah mulai digeser pembuangannya ke TPA Cicabe.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Warga melewati tumpukan sampah (Foto: ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga melewati tumpukan sampah (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengaktivasi kembali eks-TPA Cicabe sebagai langkah darurat penanganan sampah di Kota Bandung. Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan, sudah sekitar 500-600 ton sampah digeser ke sana.

"Ini langkah darurat kami mereaktivasi eks TPA Cicabe. Sehingga saat ini alhamdulilah sudah sekitar 500-600 ton sampah geser ke sana. Sambil menunggu Pemprov Jawa Barat merealisasikan penanganan sampah di Legok Nangka," ujar Ema, Rabu 3 Mei 2023.

Baca Juga

Menurut Ema, sampah merupakan masalah yang dialami hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Bandung. Rata-rata masyarakat Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton per hari dan hanya mengandalkan penanganan regional di TPA Sarimukti. 

"Saat ini Sarimukti sedang terkendala. Tadinya bisa menampung 100 persen, tapi sekarang hanya 50-60 persen," ucapnya.

Ia menjelaskan, saat ini ada satu lokasi di Sarimukti yang masih dalam penanganan, sehingga terjadi hambatan. Padahal, biasanya petugas kebersihan bisa mengangkut 1.200 ton sampah ke Sarimukti. Lalu 300 ton sisanya telah coba diuraikan dengan Kang Pisman dan skema pengolahan sampah lainnya.

"Kendala yang terjadi membuat penambahan sampah yang tidak terangkut menjadi bertambah sekitar 500-600 ton. Berarti ada 900 ton sampah yang tidak terangkut. Sekarang ini kita memiliki 135 TPS. Sebanyak 55 TPS saat ini sudah overload," papar Ema.

Ia mengakui, faktornya karena pola pengangkutan tidak berjalan ideal. Selain tempat di sana masih banyak masalah, banyak tercegat macet juga terutama di Padalarang.

"Apalagi Sarimukti itu bukan hanya dipakai oleh Kota Bandung, tapi juga kabupaten sekitar, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat bisa bijak dalam memproduksi sampah. Ia ingin mendorong agar warga masyarakat bisa menyelesaikan sampah di rumah masing-masing. Sehingga tidak semua sampah dibuang di tempat akhir.

"Sampah ini tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai berpikir sampah itu harus berakhir di TPA. Tapi coba kita kelola sampah di rumah masing-masing untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA," imbaunya.

Sebelumnya, Kepala DLHK Kota Bandung Dudi Prayudi mengatakan tempat pembuangan sementara itu akan dilengkapi dengan sistem pengolahan sampah yang mengandalkan metode RDF (refuse-derived fuel). Nantinya lahan tersebut akan dipenuhi sekitar 20 lubang berukuran 5x5 meter dengan kedalaman 6 meter. Namun seperti namanya, TPA Darurat Cicabe hanya akan difungsikan sementara hingga kondisi ritase ke TPA Sarimukti kembali normal, sambung Dudi. 

“Tahun ini di lokasi tersebut akan dibangun tempat pengolahan sampah dgn metode RDF, pembangunan dilakukan oleh kementrian PUPR,” kata Dudi.

“Hanya untuk sementara saja, selama ritasi ke sarimukti belum normal,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement