REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mahkamah Partai DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ade Irfan Pulungan menilai pencapresan Ganjar Pranowo oleh PPP merupakan sebuah kelanjutan sejarah bersatunya idelogi nasionalisme dan Islam. Sejarah koalisi PPP dan PDIP bahkan disebut sudah terjadi sejak awal kemerdekaan.
"Sejak zaman awal kemerdekaan, Orde Baru hingga masa Reformasi, kerja sama antara partai nasionalis dan Islam selalu terjadi. Saat ini kerja sama itu dipelihara dengan baik oleh PDIP dan PPP,\" kata Irfan, dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (1/5/2023).
Ia mengatakan, kerja sama PDIP dan PPP tidak hanya terjadi di pilpres, namun dipraktikkan di semua lini demokrasi. Banyak pilkada yang mencerminkan kerja sama PDIP-PPP.
"Salah satu yang paling fenomenal adalah koalisi PDIP-PPP di Pilkada Jawa Tengah tahun 2018 yang menduetkan Pak Ganjar Pranowo-Gus Taj Yasin Maimoen," jelas Irfan.
Jika dirunut ke belakang, lanjut dia, ada koalisi 'Mega-Bintang' yang pada akhir Orde Baru (Pemilu 1997) merupakan bentuk perlawaan kepada kediktatoran Soeharto.
"Sejarah juga mencatat pasangan Megawati-Hamzah Haz yang pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Ini merupakan pasangan PDIP-PPP yang selalu dikenang dua partai ini," lanjut dia.
Menurut Irfan, hubungan PDIP dan PPP selama ini juga sangat harmonis dan saling menghormati. Tokoh-tokoh kedua partai dalam banyak kesempatan dan zaman saling menghormati.
Seperti kedekatan Megawati dengan tokoh-tokoh senior PPP yaitu Ismail Hasan Metareum (ex. Ketum PPP), Mudrick Sangidoe dan Tokoh Ulama Kharismatik PPP KH. Maimun Zubair merupakan bentuk hubungan yang sangat harmonis baik secara personal maupun kelembagaan partai yang selalu melakukan kerjasama politik dan saling bersilaturahmi.
"Kantor PPP-PDIP yang bersebelahan atau bertetangga di Jalan Diponegoro, Menteng Jakarta Pusat yang menjadikan simbol hubungan kedekatan yang kuat bagi PPP dan PDIP," kata Irfan.
Irfan mengatakan, PPP ingin mengulang kembali sejarah tersebut dalam pesta demokrasi pada pemilu presiden 14 Februari 2024 dengan mendukung dan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI periode 2024-2029 dan mengusulkan kader terbaik dari internal PPP sebagai Wakil Presiden.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP dan PPP merupkan partai yang dekat, bukan hanya lokasi kantornya yang bersebelahan. Namun, juga kelahiran Partai yang hanya berbeda beberapa hari.
"Atas izin ketum Megawati pertemuan untuk mengukuhkan partai politik dalam rangka penguatan sistem presidensial ini dibuka," kata Hasto, saat menerima rombongan elite PPP di kantor DPP PDIP, Jalan Dipenogoro, Jakarta, Ahad (30/4/2023).
Hasto pun membuka pertemuan yang tertutup media itu, dengan pantun. "Buah semangka hijau isinya merah, rasanya manis bikin semua cerah, kerja sama partai ini membawa amanah bagi Infonesia maju dan rakyat menuai berkah," demkian pantun tersebut.