REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Tubagus Daffa Tirta Merdangga, seorang mahasiswa Indonesia di Jepang yang meluncurkan program inovatif Mejabelajar (MB) pada Juni 2020 lalu. Adapun program andalannya yakni Open Chat. Open chat adalah program pengadaan kelas gratis untuk pelajar marginal dengan keterbatasan ekonomi, sosial, maupun geografis. Pelajar marginal tersebut termasuk pelajar penerima KJP atau KIP, pelajar yatim piatu, dan pelajar berdomisili di luar Jabodetabek.
Program ini diiharapkan dapat berkontribusi terhadap masalah pendidikan dan kesenjangan di Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ekonomi biru.
Chief Executive Officer (CEO) Mejabelajar, Tubagus Daffa Tirta sapaan akrabnya Daffa, mengatakan, Open Chat Programme merupakan kelas gratis melalui kegiatan belajar mengajar (KBM) via Zoom. Adapun untuk mata pelajaran utama dalam program tersebut adalah Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. “Kelas ini gratis terutama untuk para siswa dan siswi SMP dan SMA kategori kurang mampu,” ujar pria yang akrab disapa Daffa, dalam keteranganya dari Kyoto, Jepang.
Daffa pun menceritakan MB sudah melakukan KBM via daring ini sejak tiga tahun lalu. Diikuti lebih dari 500 siswa dari 50 kota di 21 Provinsi. Mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, NTB, hingga Kalimantan.
Setiap tiga tahun, siswa-siswi berusia 15-17 tahun dari sekolah-sekolah di Indonesia dipilih secara acak, untuk mengikuti tes Programme for International Student Assessment (PISA) untuk mata pelajaran membaca, matematika, dan sains (IPA). Dari hasil test PISA ini, dijadikan bahan informasi penting untuk perbaikan sistem pendidikan dunia. Termasuk Indonesia yang telah berpartisipasi sejak tahun 2000.
Hanya saja, menurut Daffa, fakta mengemuka bahwa pelaksanaan ujian PISA tahun 2018, menempatkan Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara dari seluruh dunia yang berpartisipasi. Artinya, Indonesia berada jauh di bawah rata-rata dunia internasional.
Atas dasar inilah, putra Indonesia yang sedang mengemban pendidikan di negara sakura ini, berinovasi mencetuskan ide kreatif dalam sebuah program Mejabelajar pada Juni 2020 lalu di Jakarta. "Karena hasil Test PISA, saya terpanggil dan menggagas mendirikan Mejabelajar. Karena saya ingin berkontribusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia," ungkap Daffa yang merupakan Mahasiswa Teknik Lingkungan Kyoto University, Jepang.
Atas fakta tersebut, Daffa menilai perlu teknik pengajaran dan SDM tenaga pengajar berkualitas merata di seluruh Indonesia yang dapat memfasilitasi para pelajar SMP dan SMA perbaiki konsep belajar dengan tidak terpaku pada hafalan.
Lebih lanjut Daffa menjelaskan, MB mengajak mahasiswa Indonesia berprestasi yang sedang mengenyam pendidikan di universitas-universitas terbaik dunia maupun nasional. Seperti Kyoto University Jepang, Kyushu University Jepang, UBC Canada, teknik ITB, Kedokteran UGM, dan lainnya untuk membagikan priviliege akademiknya kepada teman-teman yang kurang beruntung.
“MB diisi oleh oleh pengajar yang meraih medalis Olimpiade Sains Nasional, penerima beasiswa nasional seperti Beasiswa Unggulan Kemdikbudristek dan Beasiswa Indonesia Maju dan juga penerima beasiswa internasional seperti dari Monbukagakusho Scholarship Japan dan Kyoto iUP Scholarship, “terang Daffa alumni SMAN Unggulan MH Thamrin Jakarta ini.
Daffa menambahkan MB tidak saja dalam rangka meningkatkan performa akademik di sekolah, namun juga meningkatkan kesiapan kompetensi secara intelektual dan membimbing untuk masuk ke perguruan tinggi impian.
Untuk menjangkau siswa-siswi di daerah, Daffa juga mengaku bekerjasama dengan lima institusi pemerintahan ataupun sosial, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Persatuan Pegiat Pendidikan Sainstika Nasional. Mejabelajar juga mendapat dukungan sponsor dari 3 institusi internasonal maupun nasional, meliputi Bank Nasional Indonesia dan The Kyoto Shinkin Bank, serta dari berbagai donatur pribadi lainnya. “Kami yakin dengan pendidikan yang berkualitas, tentunya akan cepat mendapatkan pekerjaan yang diimpikan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat baik dari segi ekonomi maupun sosial, ”tambah Daffa yang baru berumur 19 tahun sudah kuliah semester tiga di Kyoto University, Jepang.
Sejalan dengan kebijakan KKP saat ini menjalankan program ekonomi biru. Program tersebut untuk memastikan keberlanjutan ekologi serta pemerataan pertumbuhan ekonomi. Peran penting dari perguruan tinggi dalam mencetak SDM unggul dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan protein dunia, dapat membantu mengendalikan perubahan iklim, dan menjaga keberlanjutan dari sumber daya laut dan perikanan Indonesia. “Kami berharap MB dapat berkontribusi dalam menyiapkan SDM unggul, maju, dinamis dan bertalenta global serta mendukung program strategis KKP yang berlandaskan pada ekonomi biru,”tandas Daffa.
Untuk bergabung ke dalam program Open Chat, siswa dapat mengakses Informasi lebih lanjut melalui linktree Mejabelajar https://linktr.ee/mejabelajaredu atau menghubungi langsung via instagram (@mejabelajaredu) dan Whatsapp 089644404535 (Sabrina).