REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagelaran Reog Ponorogo dalam acara Halal Bihalal Pawargo (Paguyuban Warga Ponorogo) bersama Bupati, Wakil Bupati, Sesepuh Reog, Ulama/ Tokoh Masy Ponorogo, telah diselenggarakan di depan Pendopo Kabupaten Ponorogo, pada Senin 24 April 2023 pukul 20.00-24.00.
Acara dihadiri dan ditonton hampir seribu orang Diaspora Ponorogo yang berbaur bersama dengan masyarakat Ponorogo.
Acara dibuka dengan Sambutan Ketua Umum Pawargo, dilanjutkan dgn Sambutan Bupati Ponorogo dan Doa bersama yang dipimpin mBah Poer (Ulama & Tokoh Reog Ponorogo).
Pada acara tersebut juga diserahkan Piagam Penghargaan untuk sekitar 50 Tokoh Penggiat Reog Ponorogo (para mantan Pembarong, Jathilan, Ganongan, dan Pengrawit Reog).
Ketua Umum Pawargo, Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa acara ini menjadi Acara Tahunan yang sudah diselenggarakan kedua kalinya, dan akan terus diselenggarakan setiap Lebaran H+3 di Pendopo Kab Ponorogo.
Acara ini ditujukan untuk mempererat silaturahmi dan membangun komunikasi dan networking, serta mewadahi para Diaspora Ponorogo yang akan ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam membangun Kab Ponorogo.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyampaikan terima kasih dan berharap para Diaspora ikut bersama-sama memikirkan dan berkontribusi utk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Ponorogo.
Acara utama pagelaran Reog Ponorogo, dimeriahkan dengan 12 dadak merak, 12 orang Penari Jathilan pilihan, 8 Ganongan dan Pengrawit serta para pendukung gelaran Reog yang hadir lengkap dalam pagelaran ini.
Dalam kesempatan gelaran Reog ini, Wakil Bupati Lisdyarita ikut menari bersama 12 Penari Jathilan dan 10 mantan Penari Jathilan yang sudah purnakarya.
Mbah Wondo, mantan Pembarong ternama di Ponorogo yang saat ini sudah berusia 69 tahun dan kadang masih ikut membarong reog, menyampaikan sangat terharu dgn penghargaan yang diberikan Bupati dan Pawargo.
Juga Bu Mujayanah, generasi pertama Jathilan perempuan di tahun 1985 (sebelumnya Jathilan dilakukan oleh laki-laki), merasa dihargai dan diapresiasi kiprahnya dalam Seni Budaya Reog sebagai Penari Jathilan.
Bupati Ponorogo juga menyampaikan bhw bersama para Tokoh Pawargo sedang terus berjuang menyampaikan ke Menteri DikBud Ristek dan menagih janji untuk mendaftarkan Seni Budaya Reog Ponorogo sebagai Warisan Tak Benda UNESCO pada tahun 2024.