REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menjalani proses witness sebagai rangkaian akhir di dalam lisensi penambahan ruang lingkup skema sertifikasi kompetensi, Jumat (14/4/2023). Direktur LSP Universitas BSI Firmansyah mengatakan bahwa pada proses witness dari BNSP ini merupakan proses lanjutan dari full assessment yang telah dilakukan sebelumnya oleh LSP Universitas BSI.
“Penambahan ruang lingkup merupakan wujud kesungguhan LSP Universitas BSI untuk mempersiapkan skema kompetensi yang memang dibutuhkan oleh dunia industri. Diharapkan dengan ruang lingkup skema yang baru ini, dapat meningkatkan tingkat keterserapan lulusan di industri,” katanya, dalam keterangan tertulis, Senin (24/4/2023).
Ia menjelaskan, adapun skema sertifikasi yang dilakukan witness diantara lain, Teknisi Akuntansi Madya, Executive Administrative Assistant, Pengelolaan Riset Pasar, Teknisi Perpajakan PPH Badan Sektor Usaha Jasa dan Perdagangan, Teknik Elektronika Dasar, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Teknisi Perpajakan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Engineer Sistem Otomasi Industri dan Pengendalian Kualitas Sistem Manufaktur.
“Dalam kegiatan ini BNSP melakukan pemeriksaan dokumen hingga melihat secara langsung pelaksanaan asesmen oleh para asesor kompetensi LSP Universitas BSI,” pungkasnya.
Ia memaparkan, LSP Universitas BSI memperlihatkan semua dokumen yang diminta oleh BNSP, mulai dari dokumen skema dan dokumen master perangkat asesmen yang diminta oleh BNSP. Setelah semua dokumen diperiksa, BNSP langsung menuju ke Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk melihat proses asesmen yang sedang berlangsung.
Lanjutnya, LSP Universitas BSI terus berusaha memberikan layanan terbaik kepada mahasiswa. LSP Universitas BSI akan terus menaati segala peraturan pemerintah dalam proses pendirian LSP dan berharap ke depan semakin banyak skema yang bisa diajukan ke BSNP.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
