REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menilai akan ada satu kesamaan dalam pencarian calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Satu kesamaan tersebut adalah sosok cawapres itu memiliki latar belakang dari Nahdlatul Ulama (NU).
"Saya punya kecenderungan untuk mengatakan bahwa baik Pak Prabowo, Pak Ganjar, maupun Mas Anies itu kecenderungannya akan mencari figur (calon) wakil presiden dengan latar belakang Nahdlatul Ulama," ujar Qodari lewat keterangan video, Ahad (23/4/2023).
Menurutnya, sosok dengan latar belakang NU bertujuan untuk mengeruk suara di Jawa Timur pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Untuk Ganjar, Jawa Timur adalah daerah potensial karena Jawa Tengah sudah pasti menjadi basis PDIP.
"PDI Perjuangan hampir pasti mencari figur dengan latar belakang calon Nahdlatul Ulama. Karena apa? karena PDI Perjuangan ini partai nasionalis, secara ideologi dan secara elektoral mereka tertarik ingin bertemu Islam tradisional," ujar Qodari.
Saat ini setidaknya ada lima tokoh dengan latar belakang NU yang berpotensi menjadi cawapres. Yakni Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD; dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Satu lagi adalah Menteri BUMN Erick Thohir yang merupakan bagian dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Anggota Kehormatan Banser. "Erick Thohir sekarang menjadi bagian keluarga besar Nahdlatul Ulama, Ansor Banser, Ketua Hari Ulang Tahun Nahdlatul Ulama," ujar Qodari.
Ketika cawapres memiliki latar belakang sama, Ganjar akan memilih cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi. ET, sapaan akrab Erick Thohir, sejauh ini memiliki elektabilitas tinggi sebagai cawapres.
''Ketika latar belakangnya sama, maka yang akan menentukan adalah elektabilitas," ujar Qodari.