REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lebih berpeluang menaikkan elektabilitasnya. Dia menyebutkan meski elektabilitas Ganjar sempat turun pascadiputuskannya Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, itu hanya bersifat sementara.
Dia meyakini ruang untuk Ganjar Pranowo menaikkan elektabilitas masih terbuka lebar. "Ruang untuk Ganjar menaikkan elektabilitas masih cukup besar karena tingkat popularitas atau kedikenalannya yang justru masih lebih rendah dibandingkan Prabowo dan Anies," ujar Saidiman, Selasa (18/4/2023).
"Ada peluang bagi Ganjar untuk meningkatkan elektabilitas seiring dengan semakin luas awareness publik," sambung dia.
Tak hanya elektabilitas, dia juga menilai peluang Ganjar untuk untuk mendapatkan restu dari Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi sangat besar.
"Alasannya adalah karena Ganjar kader PDIP. Sebagai partai besar, tentu PDIP ingin agar kadernya kembali menjadi presiden. Sejauh ini, Ganjar adalah kader PDIP yang paling kompetitif bahkan suaranya cenderung lebih unggul dibandingkan tokoh lain," kata Saidiman.
Dia juga menyebutkan, PDIP tentu tidak ingin melepas kesempatan untuk kembali mendudukan kadernya menjadi presiden.
"Saya yakin PDIP tidak akan melepaskan peluang untuk menjadikan kadernya kembali menjadi presiden di pemilihan umum 2024," kata Saidiman.
Sebelumnya, Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam presentasi hasil survei di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, menjelaskan Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling banyak dipilih responden dalam simulasi pilpres berformat terbuka, semi-terbuka, dan tertutup.
Di format terbuka, yang artinya responden memilih langsung calon presidennya dalam simulasi pilpres, Ganjar Pranowo memperoleh 16,5 persen suara dari total 1.216 responden.