Selasa 18 Apr 2023 17:44 WIB

Penipuan Berkedok Asmara Marak di Hong Kong, Pekerja Indonesia Diminta Waspada

Modusnya, pelaku penipuan merayu korban hingga memberi harapan segera menikah.

Penipuan berkedok asmara (ilustrasi). Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mengingatkan kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) agar selalu waspada terhadap penipuan berkedok asmara.
Foto: FBI/Stock
Penipuan berkedok asmara (ilustrasi). Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mengingatkan kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) agar selalu waspada terhadap penipuan berkedok asmara.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mengingatkan kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) agar selalu waspada terhadap penipuan berkedok asmara atau romance scam. Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar mengatakan, kejahatan berkedok asmara merajalela di sana.

Tak sedikit yang menjadikan pekerja migran Indonesia di Hong Kong menjadi korban. "Tidak bosan kami terus mengimbau teman-teman PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Hong Kong untuk waspada terhadap modus penipuan asmara seperti ini," kata Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar dalam keterangan tertulis di Beijing, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Modusnya, ungkap dia, pelaku membujuk dan merayu korban, mulai dari menjalin hubungan dekat, meminjam uang, hingga memberikan harapan segera menikah. Pelaku yang mengaku memiliki pekerjaan mapan kemudian merekam percakapan dengan menggunakan aplikasi video.

"Ini harus benar-benar diwaspadai. Jangan sampai lengah sehingga Anda menjadi objek pemerasan dan penipuan berkedok asmara yang akhirnya merugikan diri sendiri. Fokuslah bekerja untuk mencapai tujuan yang baik sesuai harapan," ujar Ricky kepada para pekerja migran Indonesia.

Atas dasar laporan beberapa pekerja migran di Hong Kong mengenai ada unsur penipuan asmara, pemerasan, ancaman, dan pemalsuan data, KJRI bergerak cepat berkoordinasi dan mendalami kasus bersama dengan kepolisian di Indonesia.

"Hasilnya, terduga pelaku saat ini sudah ada yang ditangkap oleh Polda Jatim," kata Ricky.

Dia mengharapkan dukungan dari aparat penegak hukum, baik di Indonesia maupun di Hong Kong. "Kami selalu terus berupaya mewujudkan kehadiran negara untuk memberikan pelindungan terbaik kepada para PMI," ujar Ricky. Jumlah pekerja migran Indonesia di Hong Kong mencapai 180 ribu yang hampir semuanya berjenis kelamin perempuan yang bekerja dalamsektor informal, seperti pembantu rumah tangga atau merawat lansia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement