REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI, Sakinah Alfujri, meminta Kemendikbudristek untuk turut memperhatikan peningkatan literasi membaca melalui program episode 23 Merdeka Belajar di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T), khususnya di provinsi Sulawesi Tengah. Sebab, berdasarkan informasi yang dia terima, provinsi tersebut berada pada urutan keenam terendah dalam tingkat literasi membaca di Indonesia.
"Ada 12 kabupaten dalam satu provinsi. Peringkat (literasi membaca) kami ada pada enam dari bawah. Ini sungguh memukul dan menampar muka kami semua di Sulawesi Tengah. Kami ingin tahu daerah-daerah mana yang diturunkan buku-buku itu di kabupaten supaya sehingga kami bisa pantau,” ujar Sakinah dalam siaran pers, Jumat (7/4/2023).
Politikus Fraksi PKS itu menilai, episode 23 Merdeka Belajar di daerah 3T akan mempercepat peningkatan minat baca sekaligus literasi membaca. Antusiasme itu, kata dia, bisa dilihat bagaimana setiap sekolah baik PAUD maupun SD menantikan kehadiran buku-buku tersebut, terutama oleh insan guru dan murid di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sebab itu, dia akan mengawal dan memantau distribusi buku-buku tersebut hingga sampai pada setiap sekolah yang membutuhkan. Dia juga berharap Kemendikburistek tidak menciptakan kesenjangan dalam penentuan kuota distribusi buku-buku tersebut di Indonesia. Dia tidak ingin jika daerah yang memiliki tingkat literasi rendah memperoleh buku-buku dengan jumlah yang sedikit.
"Saya juga berharap tidak terjadi ketimpangan (pembagian buku tersebut) di Indonesia ini. Jangan ada pendidikan yang lebih tinggi (mendapatkan buku lebih banyak) dibandingkan dengan pendidikan rendah,” ujar dia.
Kemendikbudristek telah meluncurkan program penguatan literasi melalui kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program tersebut berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan bagi guru.
Dengan distribusi buku yang diiringi oleh adanya pelatihan ini diharapkan para guru-guru dan pustakawan sekolah bisa memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku yang diterima. Program ini dirancang berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021 yang mana saat itu Indonesia sedang mengalami darurat literasi.