Kamis 06 Apr 2023 13:49 WIB

Surabaya Berikan Pengobatan Gratis Pangkas Kasus TBC

Pengobatan gratis TBC bisa didapatkan di Puskesmas dan Rumah Sakit.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah
Tenaga kesehatan bersiap melakukan rontgen thorax terhadap pasien TBC.
Foto: ANTARA/Fauzan
Tenaga kesehatan bersiap melakukan rontgen thorax terhadap pasien TBC.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menyediakan layanan pengobatan TBC gratis di Puskesmas dan rumah sakit, sebagai komitmen mengeliminasi penyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosis tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, warga Surabaya yang terjangkit TBC tanpa penyakit penyerta, bakal difasilitasi BPJS dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil.

"Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta) akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS," kata Nanik, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

Nanik mengatakan, Dinkes Surabaya akan juga akan terus memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakkan diagnosis dan pengobatan. Selain itu, Dinkes Surabaya juga diakuinya bakal mengoptimalisasi alat TCM yang sudah ada, serta menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya.

"Kemudian optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC," ujarnya.

Nanik melanjutkan, upaya eliminasi TBC juga dilakukan dengan cara mengoptimalkan pelaporan Wifi-TB untuk dokter praktik mandiri dalam penemuan terduga TBC. Dinkes Surabaya juga diakuinya terus menguatkan jejaring internal TBC dengan melibatkan peran lintas poli atau ruangan dalam upaya penjaringan terduga TBC dan penemuan kasus TBC di rumah sakit.

Upaya lain yang dilakukan adalah memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC serta monitoring capaian terduga TBC di fasilitas pelayanan kesehatan setiap bulan. Kemudian, melakukan skrining TBC pada kelompok risiko tinggi, seperti pasien HIV, Diabetes Melitus (DM), anak (khususnya gizi buruk), ISPA atau Pneumonia, Covid-19, dan Calon Jemaah Haji (CJH).

Nanik mengungkapkan, keberhasilan pengobatan pasien TBC di Surabaya pada Triwulan I/ 2023 mencapai 92 persen dari target Nasional 90 persen. Penderita TBC yang ditemui, sebagian besar berada pada kelompok usia produktif, yakni 45 sampai 54 tahun dengan didominasi jenis kelamin laki-laki.

"Hal ini dikarenakan pada kelompok usia dan jenis kelamin tersebut merupakan pekerja dengan mobilitas yang tinggi dan mempunyai kebiasaan atau pola hidup sebagai perokok aktif," kata Nanik.

Nanik memastikan, Dinkes Surabaya akan terus memperluas jangkauan skrining TBC. Ini dilakukan agar dapat mempercepat proses pengobatan dengan melakukan deteksi dini. Mulai dari investigasi kontak erat dan kontak serumah oleh Puskesmas dan Satgas TBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement