REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengimbau masyarakat agar tidak panik terkait status gunung api di Indonesia.
Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto melaporkan ada empat gunung api berada pada level III atau siaga, 17 gunung api berada pada level II atau waspada, dan 47 gunung api dengan aktivitas level I atau normal.
"Status setiap gunung api seperti ini, masyarakat tidak perlu panik dan senantiasa mencermati apa yang kami sampaikan," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Sejak 1 Januari 2023 hingga akhir Maret 2023, Badan Geologi mencatat aktivitas erupsi gunung api terjadi sebanyak 13.545 kali, kejadian awan panas lima kali, dan gempa vulkanik sebanyak 17.000 kali.
Sugeng menyampaikan bila ada sesuatu yang mendesak seperti peningkatan status level gunung api, maka pihaknya akan menyampaikan informasi itu secara khusus kepada BNPB, BPBD, dan pemerintah setempat.
Badan Geologi selalu melakukan pengamatan intensif sebelum menentukan peningkatan maupun penurunan level gunung api. Saat ini, Indonesia adalah negara dengan jumlah gunung api paling banyak diamati di dunia. Pengamatan gunung api di Indonesia sangat kompleks secara teknis maupun sosial.
Secara teknis, kesulitan berupa medan dengan morfologi acak dan keterbatasan akses komunikasi. Sedangkan, secara sosial masih vandalisme dimana beberapa kali peralatan gunung api dirusak maupun dicuri.
Kegiatan pemantauan gunung api secara garis besar menggunakan metode seismik, deformasi, geokimia, geofisika, dan lainnya.