Ahad 26 Mar 2023 15:20 WIB

Pemprov DKI Miliki Enam Program Prioritas untuk Atasi Macet

Pengendalian kemacetan mulai pembangunan MRT dan LRT Jakarta, serta integrasi halte.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Erik Purnama Putra
Bus Transjakarta melintas di Halte Cikoko yang terintegrasi dengan Stasiun Cawang, Jakarta Timur, Jumat (17/2/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bus Transjakarta melintas di Halte Cikoko yang terintegrasi dengan Stasiun Cawang, Jakarta Timur, Jumat (17/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyampaikan berbagai program prioritas untuk mengendalikan kemacetan yang terjadi di Ibu Kota. Salah satu solusinya adalah peningkatan sarana transportasi massal dan optimalisasi sarana dan prasarana pendukungnya.

"Pengendalian kemacetan di Jakarta menjadi agenda prioritas Pemprov DKI Jakarta. Beragam aksi proaktif telah dihadirkan Pemprov DKI Jakarta untuk memudahkan mobilitas warga. Sehingga menjadi solusi dalam mengurai kepadatan lalu lintas di Jakarta," begitu keterangan akun resmi Instagram Pemprov DKI dikutip di Jakarta pada Ahad (26/3/2023).

Program prioritas tersebut adalah pertama peningkatan sarana transportasi massal. Di antaranya, pembangunan MRT Fase 2A (Bundaran HI-Kota) progresnya 20,33 persen per 25 Februari 2023, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) sepanjang 6,4 kilometer, yang konstruksi lelangnya dimulai pada Juni 2023.

Kemudian, perjanjian kerja sama pengembangan proyek MRT Jakarta bersama Jepang, Inggris, dan Korea Selatan. Selain itu, bersama Pemprov Jawa Barat dan Pemkot Bekasi, yaitu pembangunan MRT Timur-Barat Cikarang-Jakarta-Balaraja Phase 1-Stage 1-Tomang-Medan Satria.

Ketiga, penataan kawasan stasiun tahap dua. Antara lain, Stasiun Tebet, Palmerah, dan Gondangdia. Perencanaan penataan lanjutan dilakukan di Stasiun Manggarai serta penambahan jalur kereta di Stasiun Tanah Abang.

Keempat, revitalisasi beberapa halte Transjakarta, mencakup Halte Bundaran HI, Halte GBK, Halte Balai Kota, dan Halte Kwitang. Adapun revitalisasi halte yang terintegrasi dengan stasiun KRL Commuter Line, terjadi di Stasiun Cawang.

Kelima, uji coba penutupan putaran lalu lintas (u-turn) dan pemberlakuan sistem satu arah (SSA). Hal itu diterapkan untuk menurunkan tingkat kecelakaan dengan mengurangi titik konflik kendaraan dari arah berlawanan dan untuk meningkatkan kapasitas jalan.

Keenam, memperbanyak akses trotoar dan skywalk. Hingga kini, pembangunan trotoar baru mencapai 110.449 meter persegi (m2) dan complete street sebesar 70.517 m2.

Sebelumnya, Pemprov DKI mendukung pengoperasian LRT Jabodebek secepatnya. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono pun meninjau langsung proyek LRT Jabodebek di Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (Jaktim) pada Kamis (23/3/2023).

Di lokasi, Heru berharap, pembangunan LRT Jabodebek bisa rampung tepat waktu. "Mohon dukungan semua lapisan, ini adalah golden time sampai Oktober 2023. Semoga bisa tepat waktu dan hasilnya bisa mengurangi kemacetan yang ada di dalam kota," kata Heru dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Kamis (23/3/2023).

Heru menjelaskan, berdasarkan laporan dari Asisten Pembangunan Sekda Provinsi DKI Jakarta bahwa Pemkot Jaktim, telah melakukan sosialisasi terkait rencana pembangunan fisik akses masuk di Jalan DI Panjaitan sejak dua bulan lalu. "Walaupun sedang berproses di BPN, masyarakat atau para pihak yang memang terkena jalan masuk di DI Panjaitan untuk siap kita lakukan pembangunan fisik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement