REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan LRT Jabodebek menandatangani Berita Acara Operasional Prasarana Halte BRT Terintegrasi Stasiun Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (LRT Jabodebek) di Jakarta, Jumat (24/3/2023). Kerja sama yang diteken dua perusahaan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Proses penandatanganan dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Transjakarta Mohamad Indrayana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ferdian Suryo Adhi Pramono.
"Penandatanganan ini merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Transjakarta dikarenakan terdapat sembilan Halte BRT Transjakarta yang akan dioperasikan setelah terdampak pembangunan proyek LRT Jabodebek," kata Plt Direktur Utama Transjakarta Mohamad Indrayana di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Nantinya, lima halte Transjakarta yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Jabodebek bakal segera difungsikan. Di antaranya, Halte Departemen Kesehatan (Stasiun Kuningan), Halte GOR Soemantri (Stasiun Rasuna Said), Halte Setiabudi Utara (Stasiun Setia Budi), Halte BNN (Stasiun Cawang), dan Halte Dukuh Atas 2 (Stasiun Dukuh Atas).
Sedangkan empat halte Transjakarta nonintegrasi yang juga bakal dioperasikan setelah menjalani revitalisasi sekian tahun, adalah Halte Kuningan Timur, Halte Patra Kuningan, Halte Karet Kuningan, dan Halte Kuningan Madya. Selain pengoperasian halte terdampak proyek LRT Jabodebek, pihaknya juga akan membuka akses jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Cikoko yang tersambung dengan Stasiun LRT Cawang.
"LRT Jabodebek mendukung integrasi antarmoda antara LRT Jabodebek dengan bus Transjakarta. Sehingga para pengguna transportasi umum dapat dengan mudah berpindah antar moda transportasi," kata Indrayana.