Ahad 26 Mar 2023 05:17 WIB

Prestasi di BUMN Bawa Erick Thohir Jadi Cawapres Potensial di Survei Indo Barometer

Erick Thohir menorehkan banyak prestasi sebagai Menteri BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan suara terbesar sebagai cawapres potensial di survei Indo Barometer.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan suara terbesar sebagai cawapres potensial di survei Indo Barometer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir secara mengejutkan mendulang suara tertinggi dalam survei politik yang dilakukan Indo Barometer sebagai cawapres untuk Pilpres 2024. Dalam survei tersebut Erick mendapatkan 22,9 persen suara, disusul Khofifah Indar Parawansa (15,8 persen), Muhaimin Iskandar (6,7 persen), Puan Maharani (6,3 persen) dan Chairul Tanjung (2,7 persen). Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari berpendapat tingginya perolehan survei Erick lantaran segudang prestasinya seperti mendorong BUMN mencapai keuntungan yang terus meningkat.

Selain itu, menurut Qodari, Erick Thohir juga menindak tegas mafia dan penyalahgunaan di BUMN Jiwasraya serta mencoba mencari solusi untuk mengembalikan uang nasabah. Erick juga dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Pemerintahanan Presiden Joko Widodo di periode ke-2 oleh sebuah media swasta itu dipercaya.

Erick juga dipercaya sebagai Ketua Panitia Ulang Tahun Seabad Nahdlatul Ulama (NU) yang mana NU adalah ormas besar yang punya banyak pengikut.  "Hal itu menjadi eksposure tersendiri bagi Erick," kata Qodari dalam keterangannya.

Lalu bagaimana sebenarnya kinerja Erick di BUMN?

Andri Ngaserin Head of Research Jarvis Asset Management menilai prestasi Erick khususnya dalam pembenahan perusahaan BUMN seperti yang dikutip Indo Barometer adalah sangat valid. Sejak Kementrian BUMN dipimpin Menteri Erick, sudah banyak perusahaan milik negara yang sudah menunjukkan perbaikan kinerja keuangan.

Menurut Andri, jika dibandingkan Menteri BUMN sebelumnya, Erick memiliki gaya kepemimpinan yang jauh berbeda. Menteri sebelumnya tidak turun langsung ke lapangan, sehingga tak mengerti kondisi sebenarnya di lapangan.

Andri memberikan contoh seperti BUMN karya yang diminta membangun infrastruktur banyak. Namun Menteri BUMN sebelumnya tak memikirkan bagaimana BUMN konstruksi itu mendapatkan pendanaan. Sehingga banyak kebijakan yang tidak singkron dan membuat kinerja BUMN konstruksi mengalami tekanan. Di era kepemimpinan Erick, ia memikirkan bagaimana BUMN karya tersebut mendapatkan dana untuk pembangunan infrastruktur.

Andri menilai Menteri Erick dapat melakukan perbaikan yang cukup cepat selain karena ia berasal dari kalangan bisnis, dia juga turun langsung ke lapangan. Sehingga tau kondisi sebenarnya. “Memang saat ini masih ada BUMN yang memiliki tekanan terhadap kinerja keuangannya. Namun rapuhnya perusahaan BUMN mulai terjadi sebelum kepemimpinan Erick. Utang perusahaan BUMN banyak terjadi di era Meneg BUMN Rini Soemarno," kata dia.

Ketika menjadi Menteri BUMN, Andri menyebut Erick melakukan pembenahan menyeluruh. Erick membawa beberapa profesional untuk masuk menjadi direksi, atau komisaris atau staf khusus di perusahaan BUMN. "Cara Menteri Ercik tersebut merupakan terobosan untuk menyeimbangankan antara kebutuhan sektor swasta dengan birokrat. Sehingga Menteri Erick bisa membawa transformasi BUMN menjadi lebih maju dan cepat,” ucap Andri.

Bersama dengan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Menteri Erick dinilai Andri berhasil membenahi bank plat merah dengan mengurangi tumpeng tindih kredit dan menekan pemberian kridit fiktif. Selain itu pembentukan beberapa holding perusahaan BUMN juga dinilai Andri efektif meningkatkan kinerja keuangan perusahaan milik negara tersebut.

“Contohnya pembentukan Holding BUMN ultra mikro. Dapat meningkatkan kinerja keuangan BRI, PNM dan Pegadaian. Sebab banyak infrastruktur dan sumberdaya mereka yang bisa disinergikan bersama untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Sehingga secara umum kinerja keuangan perusahaan BUMN semakin sehat sejak dipimpin Erick,” ucap Andri.

Selain itu terobosan yang dilakukan oleh Erick adalah menurut Andri adalah membuat BUMN tak semata-mata mengandalkan tambahan modal dari APBN. Jika BUMN terus mengandalkan APBN untuk penggembangan usahanya, maka akan membebani keuangan negara. Contohnya rencana IPO Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu Energy (PHE), Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan Palm Co. Selain itu di era Erick, ia berhasil melakukan restrukturisasi BUMN yang bermasalah. Seperti Garuda Indonesia dan Jiwasraya.

“Rencana IPO perusahaan BUMN itu masuk akal sekali. Daripada untuk penggembangan usaha perusahaan BUMN itu mengandalkan uang negara, lebih baik mencari di pasar modal. Dengan IPO akan membuat mereka menjadi lebih transparan," kata Andri.

Menurut Andri, sebelum era Erick Thohir, banyak perusahaan BUMN dipaksa IPO namun tak tahu tujuannya. Kalau sekarang jauh lebih baik, sehingga kalau dihitung prestasi Erick di perusahaan BUMN itu banyak sekali.

"Sehingga tepat ia ditempatkan Indo Barometer sebagai cawapres yang memiliki elektabilitas tertinggi karena kinerjanya di perusahaan BUMN,” kata Andri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement