Selasa 21 Mar 2023 21:39 WIB

Indo Barometer: Jokowi Jadi Variabel Penentu Pemenang Pilpres 2024, tak Seperti SBY Dulu

Saat ini tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tinggi tidak seperti SBY pada 2013.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut survei Indo Barometer terbaru, Jokowi akan menjadi salah satu variabel penentu pemenang Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto: BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut survei Indo Barometer terbaru, Jokowi akan menjadi salah satu variabel penentu pemenang Pilpres 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu variabel penentu pemenang Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Qodari mengatakan, ini karena Jokowi memiliki jumlah basis suara besar di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kawasan Indonesia Timur.

"Jokowi memiliki basis pemilih yang akan memperhatikan gerak gerik gestur bahasa komunikasi kode Pak Jokowi, ini yang dipantau nggak hanya Parpol tetapi pendukungnya juga mantau," ujar Qodari dalam paparan survei bertajuk "Pemilu 2024: Konstelasi Variabel Penentu dan Pemenangnya” di Hotel Harris FX Sudirman, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga

Qodari melanjutkan, Jokowi juga sebagai tokoh politik, Jokowi memiliki banyak dan luasnya jaringan relawan sejak 2014 hingga saat ini. Kehadiran relawan ini yang dapat membantu capres yang memiliki kedekatan dengan Jokowi.

Selain itu, yang terpenting kata Qodari, saat ini kepuasan publik terhadap Jokowi masih relatif tinggi. Berdasarkan survei Indo Barometer, survei kepuasan pada Jokowi 72,3 persen dan tidak puas 27,7 persen.

"Ini penting kalau kepuasan publik pada Jokowi ini tinggi maka calon penantang itu akan lebih sulit, (calon) penantang itu (dapat) suara-suara tidak puas dengan pak Jokowi," ujarnya.

Dia pun membandingkan kondisi ini berbeda dengan era zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2013 lalu saat akan menghadapi Pilpres 2014. Saat itu dukungan SBY tidak menjadi penentu kemenangan Pilpres karena kepuasan publik saat itu di bawah 40 persen.

Tingkat kepuasan publik ke SBY pada saat itu rendah berdasarkan Survei LSI Denny JA pada 22-25 Januari 2013 yang puas 35,9 persen dan tidak puas 57,7 persen. Sedangkan survei Indo Barometer pada 15-25 Maret 2013 yang puas pada SBY hanya 37,8 persen, tidak puas 59,1 persen.

"Ini susah sebagai presiden petahana mengalahkan dukungan karena nggak diikuti masyarakatnya karena tidak puas," ujar Qodari.

"Jokowi pada hari ini berbeda dengan Pak SBY di 2013, sering ada yang mengatakan Jokowi Presiden sudah lemah kalau kata saya tidak karena kepuasan kepada Jokowi tinggi rakyat masih denger apa kata dia," tambahnya.

Survei Indo Barometer "Pemilu 2024: Konstelasi Variabel Penentu dan Pemenangnya” dilakukan pada 12-24 Februari 2023 dengan metode wawancara tatap muka. Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan survei 1.190 respondem dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

photo
Elektabilitasn Bakal Capres per Desember 2022 - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement