Selasa 21 Mar 2023 19:08 WIB

Ada 37 Puskesmas di Kota Tangerang Buka Layanan Skrining TB-DM Gratis

Penderita tuberkulosis dan diabetes mellitus meningkat 45,1 persen dan 157,1 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit tuberkulosis (TBC) kepada siswa saat penyuluhan di sekolah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fauzan
Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit tuberkulosis (TBC) kepada siswa saat penyuluhan di sekolah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Hari Tuberkulosis Sedunia setiap 24 Maret, seringkali diperingati sebagai momentum menyadarkan sekaligus bersolidaritas memberikan dukungan dalam proses pemulihan dari penyakit tuberkulosis (TB) yang masih menjadi epidemi di Indonesia sampai sekarang.

Menyambut momentum itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melalui 37 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Kota Tangerang secara serentak membuka layanan deteksi dini penyakit tuberkulosis dan diabetes mellitus (TB-DM) secara cuma-cuma. Layanan itu menyasar populasi yang memiliki gangguan imunitas, seperti penderita TB, DM, human immunodeficiency virus (HIV), stunting, dan populasi dengan risiko tertentu.

"Pasien TB dan DM di setiap puskesmas mendapatkan rujukan serta fasilitas pemeriksaan secara intensif. Dilaksanakan di 34 rumah sakit rujukan yang telah ditentukan, pasien akan mendapatkan beberapa pelayanan khusus, seperti rontgen paru-paru, penanganan dokter spesialis, sampai tahap pengobatan," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang, Hermayani di Kota Tangerang, Selasa (21/3/2023).

Dia menjelaskan, layanan skrining TB-DM selain dihelat serentak, juga bakal dilakukan secara berkala. Nantinya, layanan gratis tersebut diadakan melalui dua tahapan, yakni pada periode Maret-Agustus dan Oktober-Desember. Kedua tahapan tersebut diperkirakan mampu menyasar kurang lebih 38 ribu target populasi di Kota Tangerang.

Selanjutnya, pelayanan itu diharapkan mampu dimaksimalkan secara penuh oleh masyarakat. Menurut Hermayani, skrining TB-DM penting, mengingat berdasarkan data terbaru pada 1990-2017, populasi yang terjangkit penyakit itu di Indonesia meningkat signifikan, masing-masing 45,1 persen dan 157,1 persen.

"Adanya layanan ini, kami berharap bisa tersosialisasikan kepada masyarakat bahwa penyakit TBC ini perlu diwaspadai, serta kita semua bisa memberikan perhatian penuh untuk kesembuhan. Salah satunya, lewat memanfaatkan layanan ini. Terlebih, semua layanan ini diberikan secara gratis," kata Hermayani.

Selain itu, dalam proses pelaksanaan yang telah dimulai per hari ini, terlihat masyarakat sangat antusias dalam mengakses dan memanfaatkan layanan yang telah disediakan. Sukiyah, salah seorang peserta yang menjajal layanan itu, merasa cukup terbatu. Terlebih, yang masih awam terkait penyakit TB dan DM.

"Melalui layanan ini, saya banyak mendapatkan informasi, bimbingan, serta penanganan yang baik. Semoga terus ada dan berlanjut," kata Sukiyah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement