Sabtu 18 Mar 2023 06:44 WIB

Pengamat: Bila Menkominfo Tersandung, Ini Jadi Pintu Masuk Penggantian Partai Nasdem

Pergantian bukan hanya karena masalah hukum, tapi sikap Nasdem yang dukung Anies.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate memenuhi panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate memenuhi panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu mengenai perombakan kabinet (reshuffle) menteri dari Partai Nasdem kembali mengemuka pascakembali diperiksanya Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam kasus dugaan korupsi BTS 4G Bakti Kominfo oleh Kejaksaan Agung pada Rabu (15/3/2023) lalu. Nasib Johnny G Plate akan ditentukan dalam waktu dekat. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai di tengah kencangnya isu reshuffle, kasus dugaan korupsi yang mengaitkan nama Johnny G Plate ini bisa saja menjadi momentum pergantian kabinet dari Nasdem.

Baca Juga

Namun, Dedi menilai kasus hukum ini justru bukan menjadi alasan utama mengemukanya reshuffle menteri Nasdem. Karena menurutnya, relasi konflik antara pemerintah dan Nasdem ini mengemuka sejak partai besutan Surya Paloh itu mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden 202

"Relasi konflik pemerintah dan Nasdem memang mengemukakan pascadeklarasi Anies Baswedan sebagai Capres, dan itu terlihat jelas dari ekspresi Jokowi di berbagai kegiatan politik bersama partai lain, mulai dari nihilnya Jokowi menyebut Anies sebagai capres sementara nama Airlangga, Prabowo, Ganjar dan bahkan Erick Thohir berulangkali disebut," kata Dedi dalam keterangannya, Jumat (17/3/2023).

 

Dengan kondisi itu, menurut Dedi, bisa saja ada upaya reshuffle Nasdem dari kabinet. Hal ini kata dia, karena menteri Nasdem yang minim akses popularitas politik. Meski Surya Paloh punya posisi cukup kuat karena kedekatannya dengan elite di kabinet dan juga kontribusi Paloh atas kemenangan Jokowi di Pilpres.

"Hanya saja, saat ini ada momentum, di mana kasus rasuah mencuat dan (nama) Menkominfo tersandung," kata Dedi.

Selain itu, isu reshuffle ini juga ditambah dengan lobi-lobi politik melalui pertemuan yang dilakukan Surya Paloh dengan Jokowi, elite Pemerintah lainnya mulai dari Airlangga Hartarto hingga terbaru Luhut Binsar Pandjaitan.

"Tentu ini bagian dari komunikasi elite. Akhirnya, secara politik resuffle akan tetap dilakukan karena rasuah Menkominfo terlanjur mengemukakan disertai bukti kuat, sisi lain (porsi)Menkominfo akan tetap berada di tangan Nasdem," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement