REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Analis Komunikasi Politik Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, mengatakan bahwa partai politik harus menjadikan pemilu sebagai lokomotif perubahan yang menggembirakan.
Hal ini disampaikan Hendri dalam diskusi politik bertajuk "OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira?" di Jakarta, Rabu (15/3/2023). “Partai Politik jangan terperangkap dan berubah menjadi organisasi pengumpul suara saja,” kata Hendri.
Dipaparkannya, lirik Mars Pemilu berbunyi: Pemilihan umum telah memanggil kita’ ‘Sluruh rakyat menyambut gembira’. Sehingga pemilu harusnya menghadirkan kegembiraan bagi masyarakat Indonesia.
Pemilu merupakan pesta demokrasi yang sudah sepatutnya berjalan dengan gembira dan tidak lagi ada perpecahan. Sehingga ketika pemilu terlaksana, rakyat puas dan dengan gembira atas pilihannya.
“Karena esensi pesta ya riang gembira, kalau gembira, narasi-narasi yang disampaikan juga harus adem, tidak ada lagi drun (Kadrun) atau mpret (Kampret), tidak ada lagi hal-hal perkataan negatif yang mengungkit kesalahan-kesalahan yang lalu, memandang fisik orang, tapi justru lebih mengedepankan hal-hal yang menceriakan dan yang membahagiakan,” ujar Hendri.
Keadaan yang terjadi saat ini, menurut Hendri, justru menekan rakyat dalam perjalanan menuju proses pelaksanaan pemilu. Seperti munculnya berbagai persoalan, termasuk isu penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan hingga presiden tiga periode. "Ini yang membuat rakyat jadi nggak tenang, waswas, padahal pemilu itu kan harus yang menggembirakan," kata dia.