REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara melalui Dinas Pertanian dan Pangan meminta petani di daerah itu menanam benih padi prioritas yang tahan kekeringan saat menghadapi musim kemarau. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi di Lhokseumawe mengatakan, wilayah Kabupaten Aceh Utara memasuki musim kemarau dalam waktu beberapa bulan ke depan.
"Dan, saat ini sudah memasuki tanam gadu yang terhitung mulai Maret hingga Agustus 2023. Penyuluh juga sudah mengedukasi dan meminta petani menanam benih prioritas seperti Inpari 23 yang tahan terhadap kekeringan," kata Erwandi, Rabu (15/3/2023).
Erwandi mengatakan, dengan masuknya sudah musim kemarau dikhawatirkan adanya persoalan air. Terutama irigasi Krueng Pasee yang belum selesai diperbaiki.
"Irigasi Krueng Pasee mampu mengairi 8.900 hektare sawah yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. Namun, irigasi tersebut hingga kini belum selesai diperbaiki," kata Erwandi.
Selain menanam bibit tahan kemarau, kata Erwandi, pihaknya juga menyiapkan 13 unit pompa air. Pompa air ini dipinjampakaikan kepada petani untuk mengaliri air ke sawah.
Namun demikian, kata Erwandi, jumlah unit pompanisasi tersebut tidak mencukupi keseluruhan sawah. Apalagi sawah tersebut sebagian besarnya tadah hujan atau sawah yang memanfaatkan air hujan sumber air utama.
Dia mengatakan total persawahan di Kabupaten Aceh Utara mencapai 38,4 ribu hektare. Dari jumlah luas sawah secara keseluruhan tersebut, 7.200 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan.
"Pompanisasi ini hanya diprioritaskan bagi sawah yang kering akibat kesulitan mendapatkan air. Kami minta para petani agar dapat memanfaatkan sumber air terdekat agar hasil produksi padi tetap maksimal," katanya.
Dia mengharapkan dengan kondisi tersebut produktivitas padi petani tetap maksimal. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar menggunakan benih atau varietas prioritaskan yang tahan terhadap kekeringan.
"Akibat proyek bendungan irigasi Krueng Pasee tak kunjung selesai, Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan gabah per tahunnya mencapai 29 ton," katanya.