Senin 13 Mar 2023 19:04 WIB

Pascaerupsi Merapi, Objek Wisata di Yogyakarta Kembali Normal

Erupsi Merapi tidak berdampak signifikan pada pariwisata di Yogyakarta.

Gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta. Objek wisata di Yogyakarta telah kembali normal pascaerupsi Merapi. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta. Objek wisata di Yogyakarta telah kembali normal pascaerupsi Merapi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjamin objek wisata di wilayahnya tetap aman. Kini, objek wisata setempat telah beroperasi normal pascarentetan erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/3/2023).

"Rentetan awan panas guguran Gunung Merapi terjadi sejak Sabtu (11/3/2023) tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas pariwisata, secara umum destinasi wisata tetap beroperasi secara normal seperti sedia kala," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di Yogyakarta, Senin (13/3/2023).

Baca Juga

Bahkan, menurut Singgih, banyak wisatawan malah mengabadikan luncuran awan panas, menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diabadikan. Beberapa destinasi wisata yang berlokasi di dekat lereng Gunung Merapi memang sempat tutup sementara saat erupsi, tetapi kini telah beroperasi kembali dengan menerapkan standar prosedur yang aman.

Khusus untuk wisata petualangan "Lava Tour Merapi", telah melakukan perubahan rute jelajah menyesuaikan batas aman yang ditetapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. "Ada beberapa yang kemudian disesuaikan seperti rute 'lava tour' ini tidak seperti biasanya yang sampai Bunker Kaliadem. Dimana dicari lokasi-lokasi yang betul-betul tidak melampaui batas yang disarankan BPBD," ujarnya.

Kendati demikian, Singgih meminta seluruh pengelola destinasi wisata di lereng Gunung Merapi tetap dalam posisi waspada dengan melakukan upaya cepat saat muncul bencana erupsi yang berpotensi membahayakan wisatawan. "Kalau terjadi sesuatu yang kemudian membahayakan bagi para wisatawan segera diambil langkah-langkah tanpa harus menunggu ada pemberitahuan karena yang tahu persis situasi yang ada di lokasi adalah yang bersangkutan," kata dia.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso memastikan, seluruh kegiatan wisata di DIY tetap aman selama berlangsung di luar zona bahaya erupsi Merapi yang telah ditetapkan. Adapun potensi bahaya Merapi saat ini yakni berupa guguran lava dan awan panas guguran yang bisa menjangkau alur Kali Woro sejauh maksimal tiga kilometer dari puncak, sedangkan Kali Gendol sejauh lima kilometer dari puncak, Kali Boyong sejauh lima kilometer dari puncak, dan Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh tujuh kilometer dari puncak

"Kegiatan wisata dan kegiatan apa pun di luar daerah bahaya masih aman," kata Agus.

Dia meminta pelaku wisata di lereng Gunung Merapi menerapkan prosedur kedaruratan, salah satunya dengan mengatur kepadatan wisatawan. "Dikhawatirkan jika wisatawan terlalu padat, terlalu banyak pada suatu tempat kemudian mereka menyaksikan suatu yang menakutkan seperti awan panas besar pada arah yang lain kemudian mereka panik dan berhamburan tentu ini bisa memunculkan bahaya yang lain," ujar Agus Budi Santoso.

BPPTKG mencatat, sebanyak 60 kali awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi ke arah Kali Bebeng berdasar data pemantauan sejak Sabtu (11/3/2023) hingga Senin (13/3/2023).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement