Kamis 09 Mar 2023 01:00 WIB

Korban Mendengar Gemuruh dan Ledakan Sebelum Musibah Longsor Serasan

Longsor yang menimpa Pulau Serasan itu baru pertama kali terjadi.

Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Cherman/Lmo/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Cherman
Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Cherman/Lmo/nym.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK--Seorang korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kailan (77 tahun) mengaku mendengar suara gemuruh disertai ledakan. Suara tersebut didengarnya sebelum musibah longsor yang menewaskan menantunya itu terjadi pada Senin (6/3/2023).

"Saat Shubuh saya keluar rumah itu sudah banjir setinggi mata kaki orang dewasa. Saya lihat pagi-pagi airnya masih jernih, tidak lama kemudian tiba-tiba air jadi keruh. Salah satu teman saya mengatakan hal itu pertanda akan terjadi longsor," kata Kailan saat ditemui di rumah keluarganya di Jalan Karet, Pontianak, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Kailan merupakan salah satu korban tanah longsor di Serasan. Kailan, mertua dari Susi (41), korban yang mengalami patah leher dan meninggal dalam perjalanan menuju Pontianak. Sejumlah korban tanah longsor dievakuasi ke Pontianak menggunakan Kapal Bukit Raya.

Selain itu, ada korban dengan luka parah patah tulang, beberapa lainnya mengalami luka ringan dan trauma. Pontianak menjadi rujukan perawatan korban musibah longsor Serasan, mengingat tersedianya fasilitas rumah sakit yang memadai dan jarak yang cukup dekat dengan lokasi musibah.

Kailan menjelaskan sebelum longsor memang curah hujan cukup tinggi. Kemudian sekitar pukul 11.00 WIB, terdengar suara gemuruh dan ledakan di bukit belakang rumah warga. Hal itu terjadi sebelum material tanah longsor dan limpahan air menimpa rumah.

"Posisi saya sedang duduk di warung, tiba-tiba ada suara gemuruh dan ledakan disertai asap dari bukit, tidak lama kemudian terjadilah bencana tanah longsor," katanya lagi.

Ia menambahkan bencana longsor yang menimpa Pulau Serasan itu baru pertama kali terjadi sepanjang hidupnya. Sehingga tidak ada yang menyangka akan terjadi hal tersebut.

Sementara itu, Dian yang merupakan keponakan Susi, menyatakan bibinya meninggal dalam perjalanan menuju Pontianak saat menumpang Kapal Bukit Raya. Korban Susi sedianya akan menjalani perawatan di rumah sakit Pontianak, namun sekitar tiga jam sebelum tiba di Pelabuhan Dwikora Pontianak, dia meninggal dunia.

Dian mengatakan bibinya mengalami patah tulang leher akibat tertimpa reruntuhan rumah dan motor. "Jadi kemarin, almarhum (Susi) bersama suami, mertua, ipar, dan anaknya didampingi satu orang perawat diangkut dengan kapal menuju Pontianak setelah mendapat rujukan dari Puskesmas Pulau Serasan. Tetapi saat di perjalanan, korban meninggal dunia, karena kondisinya parah," katanya lagi.

Ia menambahkan, anak korban yang bernama Napisa (9) mengalami patah tulang bagian kaki akibat tertimpa reruntuhan rumah. Napisa saat ini dirawat di RSUD Soedarso Pontianak dan sudah mendapatkan tindakan operasi.

Susi merupakan warga asli Natuna. Namun, jenazahnya akan dimakamkan di Pontianak berdasarkan permintaan dari pihak keluarganya. "Karena sekarang di Serasan juga sedang tidak kondusif, sehingga pihak keluarga minta segera dimakamkan di sini saja. Jadi, lepas Zuhur, almarhumah dikuburkan setelah kedatangan anaknya yang bersekolah di Batam dan Yogyakarta datang ke Pontianak ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement