REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA--Warga Natuna membuka posko bantuan untuk korban bencana tanah longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). "Kita buka posko hingga jam 11 malam ini dan dilanjutkan pada esok jam 9 pagi kita buka lagi," kata koordinator Posko Pantai Piwang, Wan Novi di Ranai, Natuna, Senin (6/3/2023).
Saat ini, kata Wan Novi telah terkumpul donasi dalam bentuk uang sebesar Rp 3 juta lebih. Bantuan ini akan disalurkan kepada pihak kecamatan di Serasan untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak bencana tanah longsor di Serasan.
"Kita sengaja menerima dalam bentuk uang karena kesulitan akses transportasi ke lokasi," ujar Wan Novi.
Sementara, Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan mengeluarkan imbauan kepada masyarakat Kota Ranai untuk dapat memberikan sumbangan atau bantuan kepada para korban di Serasan melalui Posko Pantai Piwang di bawah koordinator Wan Novi. "Kita sudah arahkan kepada masyarakat untuk sumbangan satu pintu saja agar tidak sulit menyalurkannya nanti," kata Hamid Hasnan.
Ia juga mengatakan jika ada sumbangan dalam bentuk barang pihaknya akan siap menampung dan akan dikoordinasikan dalam proses pengiriman kepada pihak pemerintah kabupaten. "Donasi dapat berupa makanan cepat saji, pakaian, selimut dan lain-lain. Donasi dapat diantarkan langsung di Posko Bencana Pantai Piwang," kata Camat Bunguran Timur, Ranai, Hamid Hasnan.
"Sehubungan dengan terjadinya musibah banjir dan dan tanah longsor di Kecamatan Serasan dan Serasan Timur yang sudah memakan korban jiwa, maka saya menghimbau dan mengajak kepada kita semua warga Kecamatan Bunguran Timur untuk ikut membantu meringankan beban saudara kite itu," katanya melanjutkan.
Sementara, Bupati beserta rombongan yang terdiri dari unsur pimpinan daerah, TNI/Polri telah berangkat menggunakan kapal menuju Pulau Serasan. Sebelumnya, dilaporkan telah terjadi musibah tanah longsor mengakibatkan satu kampung tertimbun di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan dan longsor juga terjadi di Desa Air Nusa Kecamatan Serasan Timur.
Dari informasi awal diketahui 10 orang telah ditemukan meninggal di Desa Pangkalan dan 42 orang warga dinyatakan hilang. Kurangnya informasi terkait korban dan dampak tanah longsor karena kesulitan sinyal di wilayah tersebut.