REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sosok Aiptu Kasdulah begitu melekat di hati masyarakat di Desa Rancajawat, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Dibalik ketegasannya sebagai seorang polisi, dia juga memiliki kepedulian yang sangat besar pada pendidikan, terutama bagi anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi.
Kepedulian Kasdulah pada pendidikan itu diwujudkan dengan membangun sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK). Sekolah yang bernama SMK Pembangunan Tukdana itu, kini berdiri megah di ruas Jalan Raya Jatitujuh – Jatibarang, Desa Rancajawat.
Sekolah tersebut kini menjadi tempat bagi sekitar 600 siswa untuk menimba ilmu. Mereka bisa belajar di sekolah itu secara gratis.
Kasdulah termotivasi mendirikan sekolah gratis dengan mendasarkan pada pengalamannya sendiri. Dia merasakan sulitnya menempuh pendidikan karena berasal dari keluarga tidak mampu.
Untuk itu, Kasdulah bertekad mendirikan sekolah kejuruan gratis bagi anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi. Dia berharap, anak-anak itu bisa tetap mengenyam pendidikan setingkat kejuruan dan bisa memiliki keahlian untuk bekal masa depan mereka.
Namun, upaya Kasdulah untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang tak mampu itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Polisi yang bertugas sebagai Kanit Intel Polsek Tukdana itu telah merintisnya sejak 2010 lalu.
‘’Ya suka dukanya banyak. Awalnya kita banyak tantangan dan rintangan,’’ kata Kasdulah, saat ditemui di SMK Pembangunan Tukdana, Jumat (5/3/2023).
Kasdulah awalnya menyelenggarakan pendidikan SMK itu dengan menumpang di bangunan SDN Kerticala 3, yang sekarang menjadi SDN Kerticala 1. Berbekal ilmu yang dimilikinya, dia turun langsung mengajar para anak didiknya.
Kasdulah juga menyisihkan gajinya sebagai polisi secara rutin untuk membiayai segala kebutuhan operasional agar sekolah itu bisa terus berjalan. Keluarganya pun memberinya dukungan secara penuh.
Masyarakat pun sangat antusias menyekolahkan anaknya di SMK yang diselenggarakan oleh Kasdulah. Dari waktu ke waktu, jumlah siswa di SMK itu terus bertambah.
Melihat tingginya antusias masyarakat, Kasdulah semakin terpacu semangatnya untuk segera mendirikan sekolah sendiri. Selain menggunakan uang pribadinya, keluarga, maupun donatur juga membantunya untuk bisa membangun SMK Pembangunan Tukdana.
‘’Ya bertahap, awalnya satu ruangan, dua ruangan. Dan baru di tahun 2013, kita dapat bantuan dari Pemerintah Pusat,’’ terang Kasdulah.
Satu per satu ruangan maupun kelengkapan fasilitas di SMK Pembangunan Tukdana pun terus dibangun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa. Kini terdapat 18 ruang kelas.
Ada tiga program studi yang diselenggarakan di SMK Pembangunan Tukdana. Yakni, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM), Teknik Kendaraan Ringan Otomatis (TKRO) serta Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Meski pemerintah membantu biaya operasional di sekolah tersebut, namun hal itu masih kurang. Karenanya, Kasdulah tetap menutupi kekurangan tersebut dengan menggunakan uang pribadinya agar para anak didiknya tetap bisa sekolah secara gratis.
Sementara itu, salah seorang siswa, Putri Pratiwi, mengaku, senang dan sangat terbantu bisa sekolah di SMK Pembangunan Tukdana. Dia bisa mengenyam pendidikan tanpa harus memikirkan biaya.
‘’Senang, bangga bisa sekolah di sini,’’ tutur siswi kelas 10 SMK Pembangunan Tukdana jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) tersebut.
Rasa bangga juga disampaikan Kapolsek Tukdana, AKP Iwa Mashadi, yang menjadi atasan Kasdulah. Dia mengaku bangga dengan kiprah Kasdulah yang berperan aktif dalam bidang pendidikan dan membantu masyarakat tidak mampu untuk tetap dapat mengenyam pendidikan.
"Pelaksanaan tugas sehari-hari beliau sebagai polisi tetap tidak terganggu. Pelayanan kepada masyarakat berjalan sebagaimana mestinya karena waktunya dibagi sesuai dengan porsinya,’’ pungkas Iwa.