Jumat 03 Mar 2023 02:33 WIB

Sampah Berdampak Besar pada Perubahan Iklim

Pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya, dapat dimulai dari rumah.

Forum Creative Talks Pojok Literasi dengan tema Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023.
Foto: Istimewa
Forum Creative Talks Pojok Literasi dengan tema Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah memiliki dampak yang begitu besar pada perubahan iklim yang terjadi secara global. Pemerintah sudah melakukan ajakan bagi masyarakat untuk mengelola lingkungan dengan baik.

“Sampah yang kita hasilkan sehari-hari, yang tidak dikelola dengan baik atau berakhir dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menghasilkan gas metana, salah satu Gas Rumah Kaca (GRK), yang dapat mendorong pemanasan global dan perubahan iklim,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary. 

Hal itu disampaikan dalam Forum Creative Talks Pojok Literasi dengan tema “Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat” dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023. Sebagai upaya pengurangan jumlah sampah, Septriana menyampaikan pemerintah sudah melakukan ajakan bagi masyarakat. 

Seperti ajakan berpindah menggunakan tas ramah lingkungan dan penggunaan botol minum (tumbler) sebagai langkah sederhana menekan jumlah sampah plastik. Hal tersebut diiringi dengan aksi mitigasi pemerintah yang dilaksanakan secara bertahap dan komprehensif.

“Presiden Joko Widodo dalam Forum One Ocean Summit tahun 2022 menyampaikan komitmen Indonesia mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025. Berbagai upaya juga dilakukan, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), yang sudah dilakukan di berbagai wilayah termasuk Bekasi dan NTT,” ujar Septriana.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kabupaten Badung, I Wayan Puja mengatakan Kabupaten Badung, Bali, mengembangkan metode pengolahan sampah yang terstruktur, sistematis, dan masif. “Jadi sampah itu kita kelola dengan urut-urutannya, dengan sistematikanya, dan dengan gerakan yang menyeluruh oleh seluruh yang menghasilkan sampah,” katanya. 

Wayan Puja mengatakan pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya. Pemilahan sampah misalnya, dapat dimulai dari rumah. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk memproduksi kompos dari sampah organik. Sedangkan untuk sampah anorganik diperkuat bank sampah di setiap desa di Kabupaten Badung serta menambah TPS3R yang juga berfungsi sebagai bank sampah tingkat wilayah yang bisa memicu bangkitnya circular economy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement