REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Masinton Pasaribu mengatakan, tahapan pemilu sampai saat ini baru untuk pemilihan legislatif dan belum tahapan pemilihan presiden. Karenanya, ia menekankan, tidak ada alasan untuk terburu-buru memutuskan.
Ia menilai yang paling penting hari ini terus dilakukan tidak lain komunikasi politik agar terus dijalin elite-elite PDIP. Baik itu lintas partai politik maupun tokoh masyarakat memang menjadi sangat penting dilakukan PDIP.
Apalagi, hari ini PDIP merupakan pendukung utama pemerintah yang masih terus fokus membangun pemerintah mengatasi persoalan-persoalan bangsa. Mulai dari ekonomi pasca pandemi, dampak konstelasi global seperti perang Rusia-Ukraina.
"Bagi PDIP bukan berarti mengabaikan kontestasi pilpres, tapi ada hal-hal lain yang menjadi prioritas bagi PDIP saat ini, belum ke ranah politik kekuasaan," kata Masinton, Kamis (2/3).
Terkait koalisi, ia menekankan, paling pertama tentu PDIP memilih mereka yang memiliki kesamaan platform. Artinya, ada kesamaan cara pandang memandang persoalan Indonesia saat ini dan ke depan. Dari sana, baru PDIP bicara kandidat.
Namun, Masinton menegaskan, sikap PDIP sudah jelas sebagai pendukung utama dari pemerintah tentu ingin ada kesinambungan dalam proses pembangunan yang selama ini sudah dibangun Presiden Jokowi. Baik era Jusuf Kalla maupun Ma'ruf Amin.
Maka itu, ia menegaskan, PDIP ke depan memang jelas mencari kepemimpinan yang mampu melanjutkan kesinambungan pembangunan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi. Artinya, bukan figur-figur yang mematahkan pembangunan selama ini.
"Kami bukan mencari antitesa kepemimpinan saat ini, tapi kami ingin membangun kesinambungan kelanjutan pembangunan," ujar Masinton.
Selain itu, ia menambahkan, secara prinsip PDIP mengedepankan gotong royong karena itu memang karakter PDIP. Karenanya, walaupun bisa mengusung sendiri capres-cawapres, PDIP siap berkoalisi dengan yang memiliki kesamaan platform.