REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O.Sembiring menyatakan Egianus Kogoya bersama kelompok kriminal bersenjata (KKB) menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai tameng. Tujuan dijadikannya tameng agar pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selalu ditujukan pada aparat TNI dan Polri.
"Kami sudah lama mengetahui bila anak-anak dan kaum perempuan dijadikan tameng hidup oleh KKB," kata Brigjen TNI J.O.Sembiring di Timika, Kamis (23/2/2023).
Dikatakan pula bahwa, aksi sadis yang dilakukan Egianus Kogoya sejak 2017 sampai saat ini. Ia menyebutkan, bahwa itu salah satu cara agar tercipta opini bahwa anggota TNI/Polri yang melakukan penembakan terhadap anak-anak dan kaum perempuan hingga berujung pada pelanggaran HAM.
"Namun, saat iniprajurit TNI/Polri sudah terlatih, mengerti mana yang perlu dilakukandan mana yang tidak perlu dilakukan karena HAM menjadi pedoman bagi prajurit dalam bertugas," kata Danrem Sembiring.
Danrem 172 yang menjadi KomandanKolaops TNI berkolaborasi dengan Satgas Damai Cartenz menyatakan akan berupaya membebaskan pilot Susi Air yang hingga kini masih bersama Egianus Kogoya. "Kami tim gabungan TNI/Polri mohon doa dan dukungannya agar operasi penegakan hukum yang saat ini berjalan dapat berhasil, dan prajurit TNI/Polri beserta pilot Susi Air dapat ditemukan dalam keadaan selamat," kata Danrem Sembiring.
Sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari menahan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru setelah membakar pesawat itu di lapangan Paro, Kabupaten Nduga. Kapten Philips Merthens hingga kini masih dalam penguasaan KKB pimpinan Egianus Kogoya.