Jumat 24 Feb 2023 05:43 WIB

Survei Lembaga Ini Sebut Elektabilitas Anies dan Ganjar Bersaing Ketat Setahun Terakhir

Pada Februari 2022 elektabilitas Anies sempat unggul tipis atas Ganjar.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri acara pembacaan hasil musyawarah majelis Syura VIII PKS di Kantor PKS, Jakarta, Kamis (23/2/2023). PKS resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang akan didukung di Pilpres 2024.
Foto: Republika/Prayogi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri acara pembacaan hasil musyawarah majelis Syura VIII PKS di Kantor PKS, Jakarta, Kamis (23/2/2023). PKS resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang akan didukung di Pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencapai 25,6 persen, disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (22,7 persen) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (22,1 persen). Masih menurut survei CSPS, elektabilitas Anies mengalami peningkatan setahun terakhir.

"Ganjar tetap teratas dalam bursa capres, disusul oleh Prabowo yang di bayang-bayangi oleh Anies," ucap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Baca Juga

Jika melihat tren dalam setahun terakhir, ujar Okta melanjutkan, persaingan ketat justru terjadi antara Ganjar dan Anies. Pada survei bulan Februari 2022, posisi keduanya hampir sama, di mana Anies unggul tipis, yakni mencapai 14,8 persen, sedangkan Ganjar 14,5 persen.

Menurut Okta, persaingan antara Ganjar dan Anies mencerminkan dua kecenderungan di tengah-tengah masyarakat. "Sebagian menginginkan kesinambungan dari program-program Jokowi, yang terwakili oleh figur Ganjar. Sebaliknya, ada segmen masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan Jokowi dan ingin perubahan, mereka terwakili oleh Anies yang juga kerap disebut-sebut sebagai antitesis Jokowi," tutur Okta.

Di antara Anies dan Ganjar, terdapat Prabowo yang masih menikmati dukungan dari pemilihnya dalam dua kali pilpres, tetapi kini telah bergabung dalam pemerintahan Jokowi. Sejumlah nama lain memperebutkan ceruk pemilih yang lebih kecil, di antaranya Ridwan Kamil (5,0 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), dan Sandiaga Uno (3,8 persen).

"Ketiga tokoh ini berpeluang mendapatkan tiket calon wakil presiden," ujar Okta.

Nama-nama lain menempati posisi papan bawah, dimulai dari Puan Maharani (2,7 persen), Erick Thohir (2,3 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (1,8 persen). Berikutnya ada Andika Perkasa (1,4 persen), Airlangga Hartarto (1,2 persen), dan Yenny Wahid (1,1 persen).

"Masih rendahnya elektabilitas Puan dan Airlangga membuat pertaruhan bagi partai-partai besar, dalam hal ini PDIP dan Golkar, untuk bisa mengusung kader dari kalangan elite pimpinan partai," ucap Okta menjelaskan.

Survei CPCS dilakukan pada 10-15 Februari 2023, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

photo
Manuver Surya Paloh antara Anies dan Jokowi. - (Republika/berbagai sumber)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement