Jumat 17 Feb 2023 01:05 WIB

Rumah Sakit Lapangan Indonesia Layani Korban Gempa Turki

Indonesia bangun rumah sakit lapangan dibangun di antara Hatay dan Kahramanmaras,

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Rumah sakit lapangan. Indonesia telah membangun rumah sakit lapangan (rumkitlap) untuk membantu memberikan pelayanan atau bantuan medis bagi korban gempa Turki. Rumkitlap tersebut dibangun di antara Hatay dan Kahramanmaras
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rumah sakit lapangan. Indonesia telah membangun rumah sakit lapangan (rumkitlap) untuk membantu memberikan pelayanan atau bantuan medis bagi korban gempa Turki. Rumkitlap tersebut dibangun di antara Hatay dan Kahramanmaras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia telah membangun rumah sakit lapangan (rumkitlap) untuk membantu memberikan pelayanan atau bantuan medis bagi korban gempa Turki. Rumkitlap tersebut dibangun di antara Hatay dan Kahramanmaras, dua provinsi yang paling parah terdampak gempa.

“Rumah sakit lapangan Indonesia mulai melayani penduduk Hassa di enam sub-distrik: Ardancil, Gulkent, Hacular, Nazmanli, Aktepe, dan Egribucak,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) lewat keterangan tertulis, Kamis (16/2/2023).

Kemenlu mengungkapkan, Rumkitlap Indonesia terdiri dari ruang triase, ruang tindakan rawat jalan, ruang apotek, ruang tindakan bedah, dan ruang rawat inap. Menurut Kemenlu, KBRI Ankara dan KBRI Damaskus pun terus memberikan bantuan sosial kepada warga negara Indonesia (WNI) serta warga lokal yang terdampak gempa di kedua negara tersebut.

Di Turki, KBRI Ankara mendistribusikan paket bantuan sosial bagi para WNI terdampak gempa di sekitar Hatay. “Paket bantuan sosial yang didistribusikan terdiri dari makanan pokok dan perlengkapan musim dingin, antara lain selimut, jaket, serta keperluan dasar yang mereka butuhkan,” kata Kemenlu.

Sementara itu KBRI Damaskus juga masih menyalurkan bantuan ke sejumlah tempat di negara tersebut. Bantuan yang diberikan berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian musim dingin.

Sebelumnya KBRI Ankara telah menyampaikan bahwa pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara (AU) yang diperbantukan kepada Pemerintah Turki telah memulai operasi pengangkutan bantuan logistik untuk korban gempa di negara tersebut. Operasi perdananya adalah mengangkut logistik dari bandara militer Etimesgut di Ankara menuju Kahramanmaras, yakni salah satu provinsi terparah terdampak gempa, Rabu (15/2/2023).

“Hari ini kita sudah mulai mengangkut logistik kemanusiaan dari Ankara ke Kahramanmaras, satu daerah paling terdampak. TNI AU bangga bisa ikut meringankan beban saudara kita di Turki. Ini sesuai harapan Menhan dan pimpinan TNI saat memutuskan mengerahkan pesawat (Hercules) ini ke Turki,” kata Kolonel (PNB) Wisoko, flight commander untuk pesawat tersebut, dalam keterangan tertulis yang dirilis KBRI Ankara.

Kolonel Wisoko mengaku terus menjalin koordinasi dengan Angkatan Udara Turki dan otoritas penanggulangan bencana Turki, AFAD, untuk jadwal penerbangan berikutnya. “Yang jelas kami siap membantu saudara kami 24 jam,” ucapnya.

Pasca gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang pada 6 Februari lalu, Pemerintah Turki terus memobilisasi logistik ke daerah-daerah bencana. Ribuan alat berat dikirimkan dari berbagai daerah di Turki untuk melakukasn eskavasi reruntuhan gedung serta menyiapkan tempat-tempat pengungsian.

Suplai tenda, bahan makanan, dan kebutuhan hidup lainnya bagi para korban terus didatangkan. Sejauh ini jalur suplai logistik melalui darat masih banyak yang tak berfungsi akibat gempa. Pengangkutan logistik via udara, khususnya dengan pesawat transport militer, menjadi opsi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Dalam pengarahan pers awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, jumlah WNI yang terdampak gempa Turki diperkirakan sekitar 500 orang. Sebanyak 123 orang telah dievakuasi pada tahap pertama, termasuk di dalamnya dua warga Malaysia dan seorang warga Myanmar. Sementara delapan lainnya yang terdiri dari lima WNI dan tiga warga negara Filipina sedang dalam proses tahap kedua. “Dua WNI meninggal dunia, yaitu seorang ibu dan anak, dan sudah dimakamkan di Kahramanmaras,” ujar Retno, Senin (13/2/2023).

Sementara di Suriah, tidak ada WNI yang terdampak atau menjadi korban gempa. “Namun tim KBRI Damaskus terus dan akan tetap melakukan pemantauan perkembangan di lapangan,” ucap Retno.

Hingga berita ini ditulis, Turki setidaknya sudah mencatatkan 35.418 korban tewas akibat gempa. Sementara Suriah, yang turut terguncang pada 6 Februari lalu, sudah mencatatkan lebih dari 5.800 kematian. Jumlah korban tewas akibat gempa di kedua negara diperkirakan masih akan terus bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement