Jumat 03 Feb 2023 19:13 WIB

Aplikasi PeduliLindungi akan Berubah Jadi SatuSehat

SatuSehat akan menjadi aplikasi one-stop-service catatan kesehatan setiap orang.

Pengunjung melakukan scan melalui aplikasi Pedulilindungi di Museum Multatuli, Lebak, Banten. Pemerintah lewat Kemenkes akan mentransformasikan aplikasi PeduliLindungi menjadi SatuSehat. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pengunjung melakukan scan melalui aplikasi Pedulilindungi di Museum Multatuli, Lebak, Banten. Pemerintah lewat Kemenkes akan mentransformasikan aplikasi PeduliLindungi menjadi SatuSehat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono mengatakan terkait inovasi teknologi digital, pemerintah berupaya mengintegrasikan data untuk mendekatkan layanan kesehatan. Caranya dengan melakukan transformasi aplikasi Pedulilindungi menjadi aplikasi SatuSehat.

"PeduliLindungi akan bertransformasi menjadi aplikasi SatuSehat yang akan menyatukan data dari berbagai stakeholder, menjadi Citizen Health App, dan menjadi one-stop-service untuk catatan kesehatan setiap orang," kata Dante  dalam keterangannya, di Depok, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Dante mengatakan, hal tersebut dalam orasi ilmiahnya pada Upacara Peringatan Dies Natalis Ke-73 Universitas Indonesia (UI) yang membahasstrategi resiliensi kesehatan. Ia menjelaskan, terkait inovasi teknologi digital, pemerintah berupaya mengintegrasikan data untuk mendekatkan layanan kesehatan.

Aplikasi SatuSehat ini telah diujicobakan di 2.893 (77.04 persen) puskesmas dan 370 (31 persen) rumah sakit di Jawa-Bali, dan akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Melalui aplikasi ini, kata dia, masyarakat dapat berobat ke fasilitas kesehatan lain tanpa harus memasukkan data kembali karena data lama telah tersimpan.

Dokter dapat langsung mengecek riwayat penggunaan obat, perawatan, dan sebagainya. Interoperabilitas ini diharapkan dapat memberi perubahan yang signifikan untuk menghemat waktu dan juga paperless demi layanan yang lebih baik.

Sementara itu untuk inovasi bioteknologi kedokteran presisi, lanjutnya, pemerintah akan menggabungkan data klinis, data empiris, dan data genomik, untuk meningkatkan akurasi penanganan penyakit. Pada awal perkembangannya, ilmu kedokteran menggunakan intuisi (intuitive medicine) sebagai metode pengobatan.

Kemudian seiring berkembangnya teknologi, kata dia, kedokteran menjadi berbasis pada bukti (evidence based medicine). Namun dengan evidence based medicine, tidak semua efek samping bisa diprediksi karena data yang dikumpulkan tidak homogen.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan inovasi kedokteran presisi yang akan memberikan efek untuk diagnosis yang lebih pasti, lebih dini, dan pengobatan yang lebih baik.

 

photo
Solusi bila sertifikat tak muncul di Pedulilindungi - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement