REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan, ketegangan politik antara Joko Widodo (Jokowi) dan Surya Paloh masih berlanjut. Menurutnya, sejauh ini skor pertandingan tersebut sudah 1-3, satu untuk Jokowi dan tiga untuk Paloh.
"Sejauh ini, dapat disebut dalam skor 1-3. Satu untuk Jokowi, 3 untuk Surya Paloh," kata Ray, Jumat (3/2/2023).
Dia menerangkan, satu skor Jokowi ditandai dengan silaturahim Paloh ke istana. Silaturahim itu dapat dilihat sebagai langkah melobi Presiden Jokowi agar tidak buru-buru melepas kader Nasdem dari kabinet.
Ray berpendapat, kedatangan Paloh ke istana menandakan jika gerakan politik Jokowi berhasil.
Sementara itu, tiga skor Paloh terdiri dari dua skor dari luar atau bukan dari rekan koalisinya dan satu skor dari dalam.
Menurutnya, skor pertama yaitu tidak adanya pengumuman reshuffle yang disebut dilakukan Rabu Pon atau 1 Februari. Spekulasi yang beredar menyebut momen kebiasaan Jokowi mengganti menteri Rabu Pon malah berbuah pertemuan Paloh dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Hingga hari ini, reshuffle yang dimaksud tidak terjadi. Bahkan, ada kecenderungan akan melempem," ujar Ray.
Skor kedua, yaitu Nasdem mulai menandai diri sebagai bukan bagian dari pemerintah. Ini terlihat dari sikap kader yang menyinggung bahwa ada dugaan instrumen negara menghambat pencalonan Anies. Ini diartikan kalau Nasdem mulai menandai dirinya bukan bagian dari pemerintah yang ada saat ini.
Ray menerangkan, satu pola yang sering disebutkan akan jadi pilihan bagi koalisi pendukung Anies yaitu menjadikan mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai antitesis dari sosok Jokowi. Nasdem semakin jelas memberi tanda itu, sehingga reshuffle akhirnya tidak terjadi.
"Nasdem makin menandai dirinya bukan bagian dari koalisi pemerintah saat ini," kata Ray.
Skor ketiga Nasdem sekaligus melakukan tekanan ke dalam. Langkah ini yaitu membuat PKS dan Partai Demokrat tiba-tiba mendeklarasi Anies sebagai capres. Ini merupakan satu langkah yang lama ditunggu Nasdem dan baru bisa terealisasi setelah melakukan kunjungan ke Partai Gerindra, PKB, dan Golkar.
Meskipun begitu, dia merasa, perkembangan ini semua belum akan berakhir. Ray menambahkan, ketegangan antara Jokowi kontra Paloh akan terus berjalan seiring semakin intensifnya sosialisasi Anies ke berbagai daerah bersama Nasdem.
"Yang bisa jadi, dalam satu atau dua kesempatan akan digunakan oleh Anies untuk membuat kesan kuat sebagai antitesa Pak Jokowi itu," kata Ray.