REPUBLIKA.CO.ID, oleh Deddy Darmawan Nasution, Retno Wulandari, Dessy Suciati Saputri
Minyak goreng bersubsidi dengan merek Minyakita dilaporkan mengalami kelangkaan stok di pasaran. Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pasar Nasional (Inkoppas), Ngadiran, mengatakan, pasokan Minyakita dari distributor sudah terbatas, meski ia tak mengetahui penyebabnya.
"Betul (langka). Sudah mulai dipermainkan lagi. Sudah dua mingguan ini, nggak dapat barang. Kami niat mau beli tidak dapat barang," kata Ngadiran kepada Republika, Senin (30/1/2023).
Minyakita adalah minyak goreng curah yang dikemas secara sederhana dan merupakan program Kementerian Perdagangan. Minyakita diproduksi para para produsen minyak goreng dengan lisensi merek dari pemerintah yang bahan baku minyak sawitnya bersumber dari alokasi domestic market obligation (DMO).
Menurut Ngadiran, saat ini pedagang kesulitan mendapatkan pasokan Minyakita. Padahal, Minyakita terlanjur disukai oleh banyak konsumen karena harga terjangkau namun dikemas sehingga dipastikan kualitas dan kebersihannya.
Ngadiran memerinci, harga jual Minyakita dari distributor berkisar Rp 12.800 per liter-Rp 13.100 per liter. Meski pemerintah menetapkan HET sebesar Rp 14 ribu per liter, karena pasokan yang langka harga terkerek naik karena hukum pasar.
Adapun untuk minyak goreng curah, menurut Ngadiran masih terdapat pasokan yang dikirim ke pasar. Namun, jumlahnya pun terbatas.
Ia pun meminta agar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berani menindak tegas bila ada permainan korporasi sawit yang sengaja membuat kelangkaan.
"Ya, kalau presiden takut, menteri juga takut ya dikendalikan sama pengusaha," katanya.
Sebelumnya, Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Ahmad Choirul Furqon menduga adanya pemain dalam perdagangan minyak goreng yang sengaja membuat pasokan Minyakita langka. Ia pun mewanti pemerintah agar tak terjadi persoalan serius mengingat bulan Ramadhan segera tiba.
"Kelangkaan minyak goreng ini menjadi terasa aneh karena sudah memasuki momentum yang sangat menentukan. Pemilu dan dua bulan menjelang bulan Ramadhan," katanya.
Menurut Furqon, harga minyak goreng subsidi sudah melampaui HET sehingga merugikan banyak pihak. Di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp 16.000.
Furqon berharap pemerintah dapat mengurai kondisi ini. "Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng yang harusnya hak rakyat kecil malah bergejolak," ujar Furqon.