REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasdem secara resmi sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024. Deklarasi yang dilakukan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, pada Oktober 2022 itu memecah kebisuan partai-partai jelang 2024.
Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA mengatakan, Partai Nasdem beberapa waktu terakhir memang berani mengambil langkah-langkah yang out of the box. Tapi, langkah itu memiliki risiko.
Ia menuturkan, masalah yang dihadapi Partai Nasdem usai deklarasi sudah mulai terlihat. Salah satunya muncul desakan dari partai-partai koalisi baru mereka, Partai Demokrat dan PKS yang ingin agar Nasdem secepatnya mengibarkan isu-isu perubahan.
Hal ini dirasa tidak mudah. Pasalnya, satu kaki Nasdem ada di pemerintahan karena kader-kader mereka menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Menteri LHK Siti Nurbaya, Menkominfo Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sebaliknya, partai-partai yang ada dalam koalisi lama dan sebelumnya dinaungi Nasdem tentu tidak tinggal diam. Denny melihat, mereka akan mendesak Nasdem untuk membatalkan dukungannya kepada Anies atau hengkang dari pemerintahan.
"Mungkin sebulan depan, dua bulan atau tiga bulan ke depan, sebelum pendaftaran capres, dua tarikan ini yang akan keras sekali," kata Denny, Selasa (24/1).
Pasalnya, ia menerangkan, di balik pertarungan ini ada dua segmen pemilih yang berbeda. Satu sisi, ada pemilih yang puas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan ingin meneruskan. Tapi pada sisi lain ada antitesis yang ingin membawa perubahan.
Bahkan, masing-masing segmen pemilih itu sudah memiliki sosok yang belakangan mulai kuat didorong untuk maju sebagai capres dalam Pilpres 2024. Ganjar, misal, sudah didukung PSI sebagai capres mereka berdampingan dengan Yenny Wahid.
Kemudian, tentu ada Anies Baswedan yang sudah diusung sebagai capres resmi oleh Partai Nasdem, akhir tahun lalu. Menurut Denny, Nasdem sendiri tidak akan diam saja secara sukarela menarik menteri-menteri mereka dari pemerintahan Jokowi.
"Dia akan bermain taktik, menyerahkan ke Jokowi di-reshuffle atau tidak. Tapi, Anies tidak akan dibatalkan Nasdem sejauh mendapatkan mitra koalisi. Kita akan lihat pertarungan dua besar yang melanjutkan atau membawa isu perubahan ini," ujar Denny.