Hasto melanjutkan, pemerintah juga memfokuskan diri memberikan pendampingan kepada calon pasangan pengantin. Pendampingan dilakukan dengan mengedukasi upaya-upaya baik yang membuat calon ibu menyiapkan kehamilan yang sehat.
"Kita harus peduli terhadap mereka mereka yang mau menikah ini. Makanya, kita harus galakkan program-program seperti edukasi untuk tidak mementingkan pre-wedding foto panjat gunung sana sini atau gelar tenda mahal, tapi bagaimana pre-wedding yang menyiapkan kehamilan yang sehat," katanya.
Hasto turut mengakui fokus penanganan percepatan penurunan stunting pada tahun 2023, juga akan terus menggalakkan pengetahuan pada masyarakat terkait pentingnya pemeriksaan kesehatan ke fasilitas kesehatan baik, seperti periksa kadar hemoglobin, pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran lingkar lengan atas atau konsultasi pada tenaga medis.
Dia menyarankan dan berharap supaya setiap pihak mulai memperhatikan dan membantu menyiapkan kesehatan calon ibu, supaya anak yang dikandung tidak terlahir stunting. Pemeriksaan juga sudah mulai bisa dilakukan tiga bulan sebelum menikah.
Diharapkan, pembiasaan sejak anak belum dilahirkan tersebut, dapat meningkatkan kewaspadaan bersama dan kepedulian terhadap pencegahan stunting pada anak pada masa depan.
"Jadi fokus kami pada kelompok keluarga berisiko tinggi, kedua orang yang mau menikah. Ini jadi perhatian utama dan ibu hamil, kemudian anak kurang dari dua tahun. Itu prioritas kita tahun ini," ujarnya.