Senin 16 Jan 2023 15:39 WIB

Dandim Sebut Aksi Pekerja PT GNI Ditunggangi dalam Bentrok di Morowali

Peristiwa bentrokan bisa memengaruhi kepercayaan investor di Morowali.

Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.
Foto: Dok. Republika
Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI UTARA--Komandan Kodim Morowali dan Morowali Utara Letkol Infanteri Constantinus Rusmanto memastikan situasi keamanan di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sudah kondusif pascabentrok, Sabtu (14/1/2023). Bentrokan terjadi di area usaha ataupun sekitar industri pengelolaan nikel PT Gunbuster Nickle Industry (GNI).

"Suasana sudah kondusif. Mari kita sebarkan ini kepada masyarakat supaya jangan ada lagi yang takut dan berencana meninggalkan tempat bekerja, sehingga GNI segera bisa beroperasi kembali," kata Constantinus saat pertemuan bersama pemda dan tokoh masyarakat yang dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Morowali Utara Musda Guntur di Kolonodale, Senin (16/1/2023).

Baca Juga

Dandim juga menepis kabar dan isu-isu beredar yang menyebut situasi mencekam di GNI. Ia menegaskan, saat ini situasinya telah kondusif. Oleh karena itu, perlu informasi positif untuk disebarkan kepada publik sebab usai kejadian sangat memengaruhi investasi besar di Morowali.

Mengenai upaya pemulihan, menurut Dandim, hal yang paling penting adalah bantuan dari camat dan kepala desa untuk mengimbau warga dan tokoh-tokoh masyarakat. Termasuk pendatang di wilayah masing-masing agar tidak terpancing dengan isu-isu negatif yang masih terus beredar.

"Ini sebenarnya aksi damai dilakukan oleh pekerja, tapi ditunggangi untuk kepentingan lain. Ada upaya membuat konflik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), baik di dalam Morowali Utara maupun antara tenaga kerja asing (TKA) dan karyawan WNI. Perlu kolaborasi lintas sektor untuk mencegah masalah seperti ini," tutur Constantinus.

Dandim menyebut peristiwa ini dapat memengaruhi kepercayaan investor. Terutama perusahaan-perusahaan besar yang sedang menanam saham di kabupaten ini. "Sebelas ribu karyawan GNI dan pihak vendor dengan tiga ribu karyawan terpaksa menghentikan aktivitas mereka akibat kejadian ini. Kami juga siap mendukung langkah Polri menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya menambahkan.

Manager HRGA PT GNI Muknis Basri Assegaf mengatakan, situasi kondusif tercipta atas kesigapan aparat keamanan menangani kasus ini sehingga situasi dapat dikendalikan dan dinormalisasi. Pada kesempatan itu, ia juga meminta dukungan semua pihak, termasuk masyarakat lingkar tambang untuk menjaga situasi keamanan.

"Saya melihat orang-orang yang melakukan tindakan anarkisme itu bukan karyawan yang berasal dari desa-desa lingkar tambang, tapi dari luar, entah dari mana mereka," ujar Muknis.

PT GNI merupakan salah satu bagian dari proyek strategis nasional di bidang hilirisasi mineral dan batu bara yang menginvestasikan dana sekitar tiga miliar dolar AS atau sekitar Rp 40 triliun untuk membangun smelter pengolahan nikel menjadi feronikel dan berbagai produk barang jadi berbahan baku nikel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement