REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) masih mengkaji perihal pembenahan transportasi publik di wilayah Tangsel. Pembenahan utamanya dilakukan dalam pengelolaan angkutan kota (angkot) agar terjadi peralihan penggunaan transportasi pribadi ke transportasi umum di wilayah penyangga Ibu Kota tersebut.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel menyampaikan, pihaknya sedang mengupayakan langkah pembenahan transportasi publik sebagai salah satu upaya mengatasi masalah kemacetan. Saat ini, pengkajian baru seputar pengubahan rute (rerouting) angkot agar bisa mengangkut banyak penumpang.
"Jadi banyak kan saat ini jalan-jalan yang dulu masih potensial untuk demand-nya. Nah saat ini sudah banyak jalan-jalan yang sudah tidak lagi layak untuk dilewati angkot, mungkin nilai kebutuhannya sudah berkurang jadi ada banyak jalan yang kita kaji ya untuk nanti dilalui oleh trayek," kata Sekretaris Dishub Kota Tangsel, H Ika kepada Republika.co.id di Kota Tangsel, Banten, baru-baru ini.
Ika mengatakan, pembenahan lainnya yang dilakukan adalah terkait regulasi mengenai manajemen pengemudi atau sopir angkot untuk memaksimalkan pelayanan bagi penumpang. Karena itu, Dishub Kota Tangsel terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan para pengusaha transportasi umum.
"Kita punya standar operasional prosedur nantinya yang perlu dilakukan oleh mereka (pengusaha), tentunya bersaing dengan pasar yang ada, seperti dari segi kenyamanan angkotnya harus ber-AC, dari segi keamanan yakni dengan adanya CCTV di dalamnya. Atau juga para pengemudi harus punya ID card. Hal-hal seperti itu yang sedang kita kaji," kata Ika.
Dia menuturkan, Pemkot Tangsel nantinya memberikan subsidi dalam pelaksanaan angkot yang menjalankan regulasi. Subsidi tersebut digelontorkan berdasarkan perhitungan per kilometer terhadap pergerakan angkot.
Ika menambahkan, di samping melakukan kesiapan pembenahan angkot, pihaknya juga sedang mengkaji konsep transportasi yang terintegrasi. Ika lebih menekankan terkait dengan kawasan berorientasi transit (TOD) yang direncanakan dibangun oleh pemerintah pusat di lima stasiun yang ada di Tangsel.
Hingga saat ini, TOD baru dibangun di Stasiun Pondok Ranji. Pembangunan TOD yang sedang dalam perencanaan di Stasiun Rawabuntu dan Stasiun Jurangmangu. Dalam konsep integrasinya, nantinya transportasi berupa bus rapid transit (BRT) atau feeder akan melintasi wilayah stasiun dengan lebih menjangkau titik-titik kepadatan.
"Kita kerja sama dengan PT KAI mengenai TOD. Saat ini kita lihat TOD (di Stasiun Pondok Ranji) belum berjalan maksimal karena baru bangunan Perumnas saja, transportasinya belum, makanya kita sambut ayolah sama-sama benahi dari sisi transportasinya," kata Ika.