REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, capaian pada 2022 akan menjadi kerangka dasar rencana dan target kerja Kemendes PDTT hingga 2024. Pasalnya, capaian pembangunan desa pada 2022 dianggap cukup baik dan berhasil.
"Pencapaian di tahun 2022 ini, dapat menggambarkan, memproyeksikan kemampuan kita dalam memenuhi capaian target kinerja sampai dengan tahun 2024. Saya optimistis jika kita bisa lebih baik lagi tahun ini," ujar Gus Halim saat membuka Rapat Kerja Kemendes PDTT, di Kupang, NTT, sebagaimana keterangan tertulisnya pada Rabu (11/1/2023).
Dia mengatakan, capaian kerja Kemendes PDTT pada 2022 cukup baik. Hal ini ditandai oleh beberapa indikator yakni capaian kinerja serapan anggaran, kian berkurangnya jumlah desa dengan status sangat tertinggal dan desa tertinggal, serta kian bertambahnya jumlah desa dengan status maju dan mandiri.
"Serapan anggaran ada peningkatan, lalu desa sangat tertinggal berkurang hingga 8.471 desa, desa tertinggal berkurang hingga 24.008 desa, desa maju bertambah 16.641 desa, dan desa mandiri bertambah 6.064 desa," ujarnya.
Mendes Halim menegaskan, segala kekurangan dalam memenuhi target kinerja harus terus diperbaiki. Hal itu karena keberhasilan pembangunan di tahun 2022 lalu, sangat berpengaruh dengan pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menenggah Nasonal (RPJMN) dan isu strategis lainnya.
"Kita tangkap semua peluang. Pasalnya, tahun 2022 adalah tahun yang krusial dalam pencapain target RPJMN tahun 2020-2024," ujar cicit pendiri NU, Kiyai Bisri Syansuri tersebut.
Selain itu, Gus Halim juga menyampaikan, kerangka kinerja Kemendes PDTT telah disesuaikan dengan desain organisasi yang fleksibel. Pihaknya juga menjelaskan jika saat ini pondasinya dibangun di atas Perpres Nomor 85 Tahun 2020, yang diikuti oleh Permendesa PDTT Nomor 15 Tahun 2020.
"Saya sudah meminta setiap unit kerja untuk melaporkan secara periodik dan berkelanjutan, hasil kerja-kerja kolaboratif, maupun sekadar kerja-kerja konsolidasi," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mendes Halim juga mendorong seluruh pejabat yang hadir untuk memecahkan setiap persoalan menggunakan data. Bahkan, pihaknya juga memberikan penekanan, dalam menyusun program wajib berbasis data dan sasaran yang jelas.
"Sudah saya tekankan agar kerja berbasis data dan masalah, data-data yang digunakan harus benar-benar utuh dan komprehensif," kata dia.