Rabu 11 Jan 2023 15:56 WIB

Branding Politik Dinilai untuk Dulang Suara di Pemilu 2024

Branding politik dinilai memiliki peranan penting membantu organisasi politik.

 Branding politik dinilai memiliki peranan penting membantu organisasi politik. Foto: Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Branding politik dinilai memiliki peranan penting membantu organisasi politik. Foto: Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jelang Pemilu 2024, branding politik memiliki peranan penting membantu organisasi politik seperti politisi, kandidat, atau partai untuk mendulang dukungan. Menurut Retno Kusumastuti, konsultan komunikasi REQComm Strategic Consultant, branding politik mampu menciptakan identitas untuk politisi.

"Identitas ini nantinya memudahkan masyarakat untuk membedakan antara satu politisi dengan politisi lainnya. Melalui identitas, image, dan juga reputasi ini diharapkan dapat menciptakan hubungan saling percaya antara politisi dan konsumen politik atau masyarakat," ujar Retno saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (12/1/2024).

Baca Juga

Branding politik, lanjutnya, dapat mengubah dukungan, serta mempertahankan dukungan, image, atau reputasi yang dimiliki parpol hingga politisi yang ingin menjadi wakil rakyat.  "Dari brand yang dibangun oleh politisi, otomatis membentuk perasaan, kesan, atau image tertentu di benak masyarakat mengenai politisi tersebut," katanya.

Seperti di era digital saat ini, Konsultan Komunikasi harus bisa berperan sebagai success maker menciptakan branding personal para caleg hingga calon presiden yang menarik perhatian audience melalui strategi dan kemampuan public relations yang tinggi. 

"Terutama di era digital saat ini publik lebih menyukai pesan dengan gaya story telling, ini merupakan kunci sukses bagi brand dengan menggiring persepsi untuk dapat diterima baik oleh publik dan berbagi opini positif di media sosial (word of mouth). Jadi peran konsultan justru semakin dibutuhkan jelang Pemilu 2024 terutama bagi konsultan yang bisa menjembatani antara industri 4.0 dengan Society 5.0,” ujarnya.

Namun parpol maupun politisi jangan sampai salah pilih konsultan komunikasi. Pasalnya, di Pemilu 2024 nanti tantangannya lebih komplek. "Untuk itu, diperlukan konsultan yang berstrategi memperkuat spesialisasi di setiap tim dengan melakukan riset berbasis data dan opini pakar, wawancara pelaku industri, networking media, advisor hingga berlangganan jurnal penelitian sehingga klien bisa mendapatkan gambaran yang utuh apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai goals yang diinginkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement