REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Geger Hery Susianto menyatakan, sedikitnya 3.000 kepala keluarga terdampak banjir luapan air Sungai Blega, di Kecamatan Blega, Ahad (8/1/2023).
"Data korban banjir ini sesuai dengan laporan yang disampaikan tim gabungan yang bertugas di lapangan hingga malam ini," katanya di Bangkalan, Ahad (8/1/2023) malam.
Ia menjelaskan banjir akibat luapan Sungai Blega itu, disebabkan tingginya curah hujan di kecamatan tetangga seperti Kecamatan Geger, Konang, dan Kecamatan Geger. "Yang jelas, banjir kiriman kali ini lebih besar dari banjir yang terjadi pada pergantian Malam Tahun Baru 2023 yang juga menggenangi Kecamatan Blega kala itu," katanya.
Menurut dia saat itu kepala keluarga terdampak banjir di Kecamatan Blega sebanyak 2.479 kepala keluarga. Lalu, lahan pertanian milik warga seluas 58 hektare, lahan tambak seluas 200 hektare juga tergenang banjir, termasuk sejumlah area perkantoran di Kecamatan Blega, seperti kantor kecamatan, dan kantor Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Blega.
Sementara, pada banjir kali ini, sejumlah perkantoran yang tergenang banjir meliputi, Puskesmas Blega, Bank Jatim, BRI, BTN, dan kantor pegadaian. Sejumlah lembaga pendidikan juga tergenang, seperti SMP Negeri 1 Blega, MA Abrowiyah, SMP Al Hamidiyah, SMA Al Jadid, MI, ponpes, SD Negeri 1, 2, 3, 4, dan 6.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemkab Bangkalan untuk pendistribusian bantuan tanggap darurat bagi para korban banjir di Kecamatan Blega, Bangkalan itu. "Bantuan yang telah kami distribusi berupa nasi bungkus dan hingga malam ini pendistribusian masih berlangsung," papar Geger Hery Susianto.