REPUBLIKA.CO.ID, DHARMASRAYA -- Masjid Agung Dharmasraya yang baru saja diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, ternyata memakai konsep Green Building. Di dalam Masjid yang terletak di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, ini tidak memakai satu unit air conditioner (AC), sehingga kesejukan di dalam masjid tersebut berasal dar ac alami.
“Ini memakai konsep green building. Tanpa ac, sirkulasi udara bagus, mengurangi pemakaian lampu di siang hari, hemat daya, ramah lingkungan dan hemat energi,” kata Sutan Riska, Jumat (6/1/2023).
Riska menjelaskan membangun Masjid Agung Dharmasraya ini merupakan salah satu komitmen dirinya sejak mencalonkan diri sebagai bupati tahun 2015 lalu. Pembangunan masjid yang diharapkan menjadi ikon religi Dharmasraya ini adalah panggilan jiwa supaya bisa dimanfaatkan masyarakat. Di mana masjid tersebut dapat menjadi sarana penguatan imtaq, ibadah, dakwah dan kajian Islam.
Masjid lanjut Riska dibangun atas bantuan dari presiden berupa tanah. Lalu bantuan dari Kementerian PUPR untuk landscape dan biaya pembanguan dari APBD.
“Masjid agung ini di pinggir lintas Sumatra di mana orang dari Jakarta melalui jalan darat akan mampir ke sana. Akan ada rest area rumah gadang,” ujar Riska.
Desain Masjid Agung Djarmasraya ini semuanya ada 4. Yakni 4 tiang, 4 menara, dan 4 kubah. Hal ini melambangkan sahabat nabi ada 4, kitab yang diturunkan Allah kepada apra nabi-nabi ada 4. Lalu istilah adat minang ada juga dengan sebutan tau jo nan 4 adat istiadat.
Yakni kato mandaki, kato mandata, kato manurun dan kato malareng. Semua itu bermakna, seseorang harus pandai menjaga sikap kepada yang lebih tua, sebaya, yang lebih kecil dan tokoh-tokoh masyarakat.
“Masjid ini berbentuk sujud. Sujud itu mengartikan di hadapan Allah, manusia harus rendah,” kata Riska menambahkan.