REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengonfirmasi sejumlah aksi begal yang kini kerap terjadi di Jakarta. Namun demikian, dirinya tak memastikan apakah akan menambah jumlah kamera pemantau atau CCTV di kawasan Ibu Kota sebagai antisipasi dan keamanan.
“Kalau konsep nambah CCTV bagus, tapi saya rasa peningkatan keamanan dengan pak kapolda dan pak pangdam yang perlu ditingkatkan,” kata Heru kepada awak media di Jakarta, Kamis (5/1/2022).
Ditanya konsep pengetatan bersama beberapa pihak Forkopimda yang ada, kata dia, berbentuk operasi. Utamanya, yang biasa dilakukan para Kapolres dan Dandim.“Termasuk juga saya minta operasi lebih di jam rawan,” ucap dia.
Dirinya mengimbau, agar warga bisa menghindari pulang saat jelang subuh. Pasalnya, aksi begal kerap dilakukan di waktu tersebut. “Saya prihatin juga, kemarin ada penculikan juga di Sawah Besar,” kata dia.
Sebelumnya, polisi menangkap satu dari tiga pelaku begal dengan korban anggota pemadam kebakaran Jakarta Pusat, Nopri Saputra (27). Peristiwa pembegalan sendiri terjadi di daerah Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (19/11/2022) sekitar pukul 05.00 WIB. Akibat aksi pembegalan itu korban mengalami luka bacok di punggung.
"Pelaku sudah diamankan yang ditangkap pelaku yang membacok," ujar Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama, kepada awak media, Jumat (16/12/2022).
Beberapa hari berselang, Polisi, juga menduga jika pria berinisial KSD yang ditemukan tewas di depan Kampus Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 00.40 WIB adalah korban begal. Korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah dengan luka tusuk.
"Diduga begal karena kan motornya diambil sama pelakunya. Kami duga begal," ujar Kapolsek Cempaka Putih, Komisaris Polisi Bernard B Saragih kepada awak media, Senin (2/1/2022).