Rabu 04 Jan 2023 16:16 WIB

Seloroh Heru Budi Soal Kelanjutan Nasib Program Sumur Resapan Era Anies

Bina Marga DKI menilai sumur resapan sejauh ini berguna untuk mengatasi banjir.

Pekerja menyelesaikan proyek galian sumur resapan di kawasan Jalan D.I Panjaitan, Jakarta Timur, Selasa (16/11). Pembangunan sumur resapan adalah program unggulan Pemprov DKI Jakarta era Anies Baswedan. (ilustrasi)
Foto:

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, perencanaan dan pembangunan sumur resapan yang dimulai pada masa kepemimpinan Anies tidak matang. Alih-alih menyelesaikan persoalan banjir di DKI Jakarta, dia menyebut, jika sumur resapan era Anies, membahayakan para pengendara.

 

“Sumur resapan yang di tengah jalan, jadi jeblos karena dilintasi kendaraan. Kalau membahayakan, jangan dibiarkan,” kata Nirwono ketika dihubungi, Rabu (4/1/2022).

 

Dia menjelaskan, lokasi sumur resapan yang tidak masuk akal ada di trotoar, tepi jalan dan tengah jalan dengan kekuatan yang tidak bisa membandingi volume atau massa kendaraan berat. Dengan kondisi demikian, dia menyebut bahwa efektivitas sumur resapan di DKI tidak lebih dari 20 persen yang berfungsi.

 

“Karena efektivitas rendah dan membahayakan pengendara, menjadi alasan kuat mengapa DKI harus berani mengevaluasi dan bahkan membongkar sumur resapan yang tidak efektif,” kata dia.

 

Nirwono menambahkan, alasan penempatan di trotoar, tepi jalan dan tengah jalan tidak efektif, karena kekuatan yang tidak sebanding dengan kendaraan dan lokasi tepat di atas jaringan utilitas berisi kabel-kabel. Sehingga, justru menghambat dan tidak memaksimalkan fungsi sumur resapan yang ada. Alhasil, dirinya mengusulkan agar sumur resapan bisa dikaji ulang dan ditempatkan di lokasi yang mendukung untuk ditempatkan.

 

“Pelajarannya, kalau mau membuat sumur resapan, buat rencana yang lebih matang dari lokasi, efektivitas hingga keamanan. Bukan berarti sumur resapan tidak dibutuhkan, tapi untuk mikro itu bisa digunakan,” jelasnya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, secara umum, salah satu penanganan program banjir era Anies, sumur resapan, memang tidak matang. Namun demikian, dirinya mengaku jika program yang sudah ada jauh sejak era Jokowi dan dilanjut Anies, menjadi salah satu cara untuk menangani banjir.

“Tetapi bahwa sumur resapan ada manfaatnya, ya ada. Satu manfaat mengurangi dampak banjir. Kedua, paling utama menjadi cadangan air saat kemarau,” kata Gembong saat dihubungi, Rabu.

Ihwal membongkar sumur resapan yang bermasalah seperti saran pakar, Gembong menolaknya. Bahkan, dirinya, menyarankan apabila Pemprov DKI mau menambah sumur resapan di daerah yang pas, hal itu akan didukungnya.

“Ya kalau untuk daerah yang membutuhkan berdasarkan kajian, kenapa tidak. Ditambah monggo aja,” kata dia.

Gembong menjelaskan, sejak dahulu PDIP tidak mengkritisi program sumur resapan. Sebaliknya, pihak dia menyebut hanya mengkritisi penempatan yang tidak sesuai.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Ahmad Yani mengatakan, memang ada beberapa titik sumur resapan yang ditempatkan di lokasi yang tidak tepat. Namun demikian, secara umum, dia menilai jika sumur resapan di DKI Jakarta sudah baik.

“Itu satu program yang bagus, cuman tinggal dijaga dan dipelihara dan ditempatkan di lokasi yang tepat,” ucap Yani di Jakarta, Rabu.

Dirinya menegaskan, sumur resapan perlu dipelihara dengan baik oleh Pemprov DKI saat ini. Terlebih, jika memang ditujukan untuk membantu mengurangi genangan air, banjir ataupun untuk cadangan air pada kemarau.

“Cuma memang tadi, bisa jadi ada yang memang tidak dipelihara dengan baik atau tidak dikerjakan secara baik,” katanya.

Dirinya menyarankan, agar Pemprov DKI melanjutkan program sumur resapan. Khususnya, saat sumur resapan terbukti bisa mengurangi titik banjir dengan baik dan cepat.

 

 

photo
Cagar budaya Jakarta - (Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement