REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih mendata warga korban gempa yang akan direlokasi. Berdasarkan rekomendasi BMKG ada tiga desa, dua di antaranya di Kecamatan Cugenang dan satu kampung di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.
Bupati Cianjur, Herman Suherma di Cianjur, Selasa (3/1/2023), mengatakan berdasarkan rekomendasi dari BMKG tiga desa yang akan direlokasi di antaranya Desa Sarampad dan Cijedil di Kecamatan Cugenang dan Kampung Rawacina di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.
"Masih dilakukan pendataan sesuai rekomendasi BMKG, titik relokasi di tiga desa tersebut, namun tidak seluruh perkampungan di relokasi, sehingga pendataan ulang relokasi masih berjalan," katanya.
Bupati Cianjur menjelaskan rumah yang direlokasi jumlah berkurang karena BMKG menilai patahan yang tidak dapat didirikan bangunan hanya sepanjang 2.5 kilometer dengan radius 0-10 meter kiri dan kanan.
Sehingga lahan relokasi di tiga titik yang sudah disiapkan kemungkinan besar hanya terpakai dua di Kecamatan Cilaku dan satu lokasi di Kecamatan Mande. Sambil menunggu pendataan ulang tuntas, pemerintah masih mengejar pembangunan rumah relokasi sebanyak 200 rumah selesai.
"Setelah data pastinya terkumpul dan rumah relokasi tahan gempa di Desa Sirnagalih selesai dibangun, warga korban gempa di tiga desa yang direlokasi akan segera menempati rumah tersebut," katanya.
Sedangkan untuk warga yang rumahnya rusak berat dan sedang, namun tidak direlokasi, kata Bupati Cianjur, akan diberikan uang pembangunan hunian sementara dan tenda keluarga, agar mereka tidak lagi tinggal di posko pengungsian sehingga pemulihan dapat cepat dilakukan.
"Kita segera salurkan setelah laporan dari masing-masing dinas sebagai penghubung desa, masuk. Setiap permintaan warga korban gempa akan ditampung dan disampaikan dinas ke Pemkab Cianjur," kata Herman.*