Jumat 30 Dec 2022 22:10 WIB

BMKG: Fenomena Baru Muncul Picu Hujan Ekstrem Hingga Awal 2023

Fenomena baru itu membuat perubahan cukup signifikan terhadap prediksi cuaca

Red: Nur Aini
Gambar yang diambil dengan efek kecepatan rana lambat menunjukkan orang-orang yang memegang payung di bawah hujan, melintasi jalan yang sibuk di Jakarta, Indonesia, 28 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan publik untuk cuaca ekstrem dan kemungkinan bencana alam. bencana di beberapa bagian negara pada 28-30 Desember.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Gambar yang diambil dengan efek kecepatan rana lambat menunjukkan orang-orang yang memegang payung di bawah hujan, melintasi jalan yang sibuk di Jakarta, Indonesia, 28 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan publik untuk cuaca ekstrem dan kemungkinan bencana alam. bencana di beberapa bagian negara pada 28-30 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa muncul fenomena baru yang berpotensi memicu terjadinya hujan ekstrem pada 31 Desember 2022 hingga awal tahun depan. "Bibit siklon yang di utara punah. Namun ada tambahan munculnya eks-siklon tropis Ellie sehingga fenomenanya menjadi berubah dibandingkan dengan kemarin," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Ia mengatakan, munculnya fenomena baru itu membuat perubahan cukup signifikan terhadap prediksi cuaca sebelumnya. "Jadi tanggal 31 Desember yang semula diprediksi situasinya membaik ternyata masih dalam waspada, intensitas hujan ekstrem dan bisa di atas ekstrem. Jadi ini perubahannya cukup signifikan perlu kami sampaikan ke masyarakat bahwa situasinya menjadi tidak sebaik yang diprediksi kemarin," katanya.

Baca Juga

Ia mengemukakan masih aktifnya Monsun Asia, serta masih teridentifikasi seruak dingin dan arus lintas ekuator, masih aktifnya MJO (Madden Jullian Oscillation) bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin Wave dan Rossby dalam sepekan terakhir, ditambah Ex-siklon tropis Ellie yang terpantau di Australia barat turut berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat.

Berdasarkan situasi itu, lanjut dia, hingga 4 Januari 2023 untuk wilayah Jawa secara umum potensi cuaca ekstrem masih harus diwaspadai terutama pada 30 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023. "Untuk wilayah Banten, DKI, dan Jawa Barat secara umum potensi cuaca ekstrem masih harus diwaspadai terutama pada 30 Desember 2022 hingga 01 Januari 2023," paparnya. Ia berharap Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) bisa berhasil mengurangi intensitas potensi cuaca ekstrem sehingga tidak setinggi yang diprediksikan.

Dalam kesempatan sama, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setiawan menyampaikan, pihaknya merencanakan menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah wilayah jelang Tahun Baru 2023, di antaranya Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. "Untuk TMC Banten, Jateng, Jatim, dan Bali ini adalah proses final terkait dengan pelaksanaan penyelenggaraan TMC. Mudah-mudahan dalam sehari atau dua hari ini kita akan bisa operasi. Tergantung nanti kesiapan dari BRIN dengan pesawat TNI Angkatan Udara," katanya.

Menurut dia, TMC yang dilakukan oleh BRIN di Jawa Barat dan DKI Jakarta beberapa hari ini telah terbukti mereduksi curah hujan yang berpotensi ekstrem.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement